Elon Musk, Mark Zuckerberg, Hingga Bill Gates Berkumpul di Forum Kecerdasan Buatan



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ketua Senat AS dari Partai Demokrat pada hari Rabu (13/9) mengundang banyak pemimpin perusahaan teknologi AS untuk hadir dalam forum kecerdasaan buatan atau artificial intelligence (AI) di Capitol Hill. Di antara para undangan terlihat nama CEO Tesla Elon Musk, CEO Meta Platforms Mark Zuckerberg, hingga mantan CEO Microsoft Bill Gates.

Forum tertutup ini dirancang para anggota dewan untuk mencari cara mengawasi bahaya teknologi AI, yang semakin populer dan mengundang banyak investasi sejak dirilisnya chatbot ChatGPT oleh OpenAI.

Selain Musk, Zuckerberg, dan Gates, peserta lain yang juga hadir termasuk CEO Nvidia Jensen Huang, CEO Microsoft Satya Nadella, CEO IBM Arvind Krishna, serta CEO Alphabet Sundar Pichai.


Baca Juga: Google Meluncurkan Bard, Siap Jadi Rival ChatGPT Milik Microsoft

Parlemen secara khusus menginginkan perlindungan terhadap deepfake yang memiliki potensi bahaya untuk menciptakan video palsu, campur tangan dalam pemilu, dan serangan terhadap infrastruktur penting.

"Bagi Kongres, membuat undang-undang tentang kecerdasan buatan berarti kita terlibat dalam salah satu masalah paling kompleks dan penting yang pernah dihadapi Kongres," kata Pemimpin Mayoritas Senat, Chuck Schumer, dikutip Reuters.

Schumer berharap para bos teknologi yang hadir mau memberikan pendapatnya mengapa Kongres harus bertindak, pertanyaan apa yang harus diajukan, dan bagaimana membangun konsensus untuk inovasi yang aman.

Baca Juga: Beri Pujian untuk Elon Musk, Putin: Dia Pebisnis dan Orang yang Luar Biasa

Pekan ini Kongres AS telah mengadakan tiga pertemuan berbeda mengenai AI. Pada hari Selasa (11/9) Presiden Microsoft Brad Smith mengatakan kepada subkomite Kehakiman Senat bahwa Kongres harus menyiapkan rem keselamatan untuk AI yang mengontrol atau mengelola infrastruktur penting.

Sementara itu, Adobe, IBM, Nvidia, dan lima perusahaan lainnya mengatakan mereka telah menandatangani komitmen sukarela tentang AS dari Presiden Joe Biden. Di dalamnya mengatur ketentuan penggunaan AI, termasuk memberi watermark pada konten yang dihasilkan AI.

Komitmen yang lahir pada bulan Juli itu bertujuan untuk memastikan kekuatan AI tidak digunakan untuk tujuan yang merusak. Google, OpenAI dan Microsoft telah menandatanganinya lebih dahulu pada bulan Juli.