KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah AS menghabiskan lebih dari dua persen dari total anggarannya untuk imigrasi ilegal, menurut klaim Elon Musk melalui akun Twitter resmi Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Pada tahun 2023, biaya terkait imigrasi ilegal dilaporkan mencapai US$150,7 miliar, angka yang cukup besar dan menimbulkan berbagai reaksi di kalangan publik. Akun DOGE di Twitter, yang sering mengungkapkan pengeluaran pemerintah yang dianggap tidak efisien, memposting informasi tersebut pada hari Selasa.
Informasi ini juga mencakup perbandingan inflasi dengan proyek-proyek besar lainnya dalam sejarah AS, seperti Proyek Manhattan yang menghasilkan bom atom (US$30 miliar) dan pembangunan Bendungan Hoover (US$1 miliar).
Baca Juga: PM Australia Bicara soal Kritik Elon Musk terhadap Larangan Media Sosial Anak Dampak Pengeluaran terhadap Anggaran Pemerintah Pengeluaran sebesar US$150,7 miliar pada tahun 2023 setara dengan sekitar 19 persen dari anggaran belanja pertahanan AS yang tercatat sebesar US$820,3 miliar, atau sekitar 2,4 persen dari total pengeluaran pemerintah AS yang mencapai US$6,1 triliun. Angka ini cukup signifikan dan mencerminkan dampak besar yang ditimbulkan oleh pengeluaran untuk imigrasi ilegal terhadap anggaran negara. Data ini berasal dari studi yang dilakukan oleh Federation for American Immigration Reform (FAIR) pada Maret 2023, yang menghitung "dampak negatif bruto imigrasi ilegal" sebesar US$182 miliar, yang kemudian dikurangi dengan pendapatan pajak yang diterima dari imigran tanpa dokumen, yang diperkirakan sebesar US$32 miliar. Biaya-biaya ini berasal dari berbagai sektor seperti kesejahteraan sosial, layanan medis, pendidikan, dan penegakan hukum.
Kontroversi Mengenai Angka yang Diberikan Namun, angka yang diberikan oleh FAIR, yang dijadikan dasar perhitungan DOGE, telah menuai kritik. FAIR, yang digambarkan oleh Georgetown University's Bridge Initiative sebagai organisasi anti-imigran, saat ini juga terdaftar oleh Southern Poverty Law Center sebagai "kelompok kebencian" karena dugaan keterkaitannya dengan kelompok supremasi kulit putih dan eugenik. Kritik juga muncul karena dugaan kesalahan perhitungan dalam estimasi biaya yang ditimbulkan oleh imigrasi ilegal, serta overestimasi jumlah imigran tanpa dokumen yang tinggal di AS.
Baca Juga: Pemilik Mobil Tesla Menunjukan Tagihan Listriknya, Orang Terkejut dengan Biayanya Tanggapan Publik dan Reaksi Terhadap Kebijakan Trump
Tanggapan dari publik atas informasi ini beragam. Beberapa komentar menyarankan untuk mengurangi pengeluaran pemerintah secara drastis, dengan menyatakan bahwa pengeluaran sebesar US$150 miliar ini merupakan bukti bahwa pemerintah AS terlalu membebani warga negaranya dengan pajak yang tinggi. Sebagian pihak juga mengaitkan isu pengeluaran ini dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan 2024, dengan harapan bahwa pemerintah akan lebih efisien dalam mengelola anggaran.
Editor: Handoyo .