KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Miliarder Elon Musk mengatakan pada Selasa (17/5), tawarannya untuk membeli Twitter tidak akan dia lanjutkan kecuali mendapatkan bukti dari jumlah akun spam yang mengganggu platform tersebut. Perubahan terbaru dari langkah Musk untuk mengakuisisi Twitter senilai US$ 44 miliar memicu spekulasi, apakah orang terkaya di dunia itu mencoba mengecilkan label harga atau bahkan mundur dari kesepakatan. Beberapa jam setelah
tweet Selasa pagi Musk tentang
bot, Twitter bersikeras, kesepakatan itu terus berlanjut dan tanpa penundaan.
"Twitter berkomitmen untuk menyelesaikan transaksi dengan harga dan persyaratan yang disepakati secepat mungkin," tulis Twitter dalam sebuah pernyataan yang menyertai pengajuan ke regulator AS, seperti dikutip
Channel News Asia.
Baca Juga: Saham Twitter Meluncur Pasca Elon Musk Tunda Kesepakatan Pembelian Senilai US$ 44 M Musk minggu lalu men-
tweet tawarannya untuk Twitter "sementara ditahan", menunggu pertanyaan tentang perkiraan jumlah akun palsu atau
bot. Kemudian, Selasa pagi, dia mendorong untuk informasi lebih lanjut, dengan menulis kepada hampir 94 juta pengikutnya di Twitter: "Kemarin, CEO Twitter secara terbuka menolak untuk menunjukkan bukti <5%". "Kesepakatan ini tidak bisa dilanjutkan sampai dia melakukannya," tambah CEO Tesla itu, seperti dilansir
Channel News Asia. CEO Twitter Parag Agrawal mengatakan, platform itu menangguhkan lebih dari setengah juta akun yang tampaknya palsu setiap hari, biasanya bahkan sebelum mereka terlihat. Dan, Twitter mengunci jutaan akun lagi setiap minggu yang gagal dalam pemeriksaan untuk memastikan mereka dikendalikan oleh manusia dan bukan oleh perangkat lunak.
Baca Juga: Elon Musk: Kesepakatan Twitter US$ 44 Miliar Sementara Waktu Ditangguhkan Hitungan Twitter menunjukkan, kurang dari 5% akun yang aktif pada hari tertentu adalah spam. Tetapi, analisis itu tidak bisa direplikasi secara eksternal karena menjaga kerahasiaan data pengguna, menurut Agrawal. Dalam
posting, Musk menyebutkan, jumlah bot sebenarnya mungkin empat kali lipat dari yang Twitter klaim, dan "bisa jauh lebih tinggi". Dia pun akan menyingkirkan mereka sebagai prioritas jika memiliki jejaring sosial itu. "Jadi, bagaimana pengiklan tahu apa yang mereka dapatkan dari uang mereka?" kicau Musk dalam tanggapan berikutnya tentang perlunya membuktikan pengguna Twitter adalah orang-orang nyata. "Ini fundamental bagi kesehatan finansial Twitter," tegasnya.
Editor: S.S. Kurniawan