Elon Musk Tak Sabar Bekerja di Gedung Putih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, seorang miliarder dan pendiri Tesla serta SpaceX, telah menunjukkan antusiasme terhadap kemungkinan penunjukannya ke kabinet pemerintahan Donald Trump jika Trump kembali menjadi Presiden Amerika Serikat.

Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Washington Post, dan Musk segera merespons kabar tersebut melalui platform media sosial miliknya, X, pada Selasa pagi.

Elon Musk dan Antusiasmenya untuk Perubahan di Pemerintahan

Dalam responsnya, Elon Musk menulis, "Saya tidak sabar. Ada banyak pemborosan dan regulasi yang tidak perlu dalam pemerintahan yang harus dihilangkan."


Pernyataan ini mencerminkan keinginan Musk untuk terlibat langsung dalam upaya reformasi birokrasi dan pengurangan regulasi yang berlebihan di pemerintahan.

Baca Juga: Trump Tertarik Memasukkan Elon Musk ke Kabinetnya Jika Menang Pemilu Presiden AS

Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan pembentukan sebuah komisi yang terdiri dari pemimpin-pemimpin bisnis terkemuka untuk mengevaluasi anggaran pemerintah dan mengidentifikasi program-program yang dapat dipotong.

Komisi ini, yang dikenal dengan nama "Komisi Efisiensi Pemerintah," bertujuan untuk mengurangi regulasi dan pengeluaran pemerintah.

Elon Musk, meskipun mungkin menghadapi konflik kepentingan jika duduk di komisi yang belum terbentuk ini, sebelumnya telah menyatakan ketertarikannya terhadap gagasan tersebut.

Setelah Trump menyebut bahwa ia "tentu saja" akan mempertimbangkan memberikan posisi kepada Musk di pemerintahannya, pendiri Tesla ini merespons dengan mengunggah gambar yang dihasilkan oleh AI yang menampilkan dirinya di sebuah podium dengan akronim D.O.G.E.: Department of Government Efficiency (Departemen Efisiensi Pemerintah).

"Saya siap untuk melayani," tulis Musk di atas gambar tersebut, menandakan keseriusannya dalam mengambil peran aktif dalam pemerintahan.

Baca Juga: Saham Perusahaan Media dan Teknologi Milik Donald Trump Anjlok, Apa Penyebabnya?

Keterlibatan Politik Elon Musk di Partai Republik

Elon Musk baru-baru ini menunjukkan niatnya untuk semakin terlibat dalam politik Partai Republik. Ia merekrut Chris Young, seorang operator politik berpengalaman dan penasihat Partai Republik, untuk mengarahkan kontribusi politiknya ke depan.

Young dikenal sebagai spesialis dalam operasi lapangan, yang mengindikasikan bahwa Musk mungkin akan menggunakan kekayaannya yang besar untuk mendukung upaya mobilisasi pemilih.

Langkah ini juga menunjukkan bahwa Musk akan tetap aktif secara politik bahkan setelah hari pemilihan pada 5 November. Biasanya, miliarder seperti Musk merekrut penasihat donor untuk membimbing pengeluaran politik jangka panjang mereka, yang berarti keterlibatan Musk kemungkinan besar akan berlanjut hingga setelah pemilihan.

Baca Juga: Uni Eropa Akan Kenakan Tarif 19% pada mobil Tesla yang Diimpor dari China

Perubahan Sikap Elon Musk terhadap Donald Trump

Meskipun kini menjadi salah satu pendukung terbesar dan terkaya Trump di komunitas teknologi, Musk tidak selalu menjadi penggemar mantan presiden tersebut. Pada tahun 2016, Musk pernah mengatakan bahwa Trump bukanlah "orang yang tepat" untuk memimpin negara.

Namun, banyak hal bisa berubah dalam delapan tahun. Musk bahkan memberikan dukungannya kepada Trump setelah upaya pembunuhan pada bulan Juli dan baru-baru ini mewawancarai mantan presiden tersebut di platform X.

Kolaborasi potensial antara Elon Musk dan Donald Trump ini mencerminkan perubahan dinamika politik dan hubungan antara dua tokoh besar di dunia bisnis dan politik. Bagaimana perkembangan lebih lanjut dari kolaborasi ini akan menjadi salah satu hal yang menarik untuk ditunggu.

Editor: Handoyo .