KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tesla Inc membuka kesempatan untuk membeli perusahaan pertambangan untuk memenuhi pasokan logam bagi produksi kendaraan listrik (EV). Chief Executive Officer Elon Musk mengatakan, hal tersebut dapat mempercepat adopsi teknologi energi bersih di seluruh dunia. Rencana akuisisi tambang ini diungkapkan saat meningkatnya kekhawatiran pada industri kendaraan listrik bahwa mungkin tidak ada cukup pasokan lithium, nikel, tembaga, dan logam lainnya untuk memenuhi permintaan hingga akhir dekade ini. "Itu bukannya tidak mungkin," kata Musk pada konferensi FT Future of the Car 2022, Selasa (10/5)
"Kami akan mengatasi batasan apa pun dalam mempercepat transisi dunia ke energi berkelanjutan. Bukannya kami ingin membeli perusahaan pertambangan, tetapi jika itu satu-satunya cara untuk mempercepat transisi, maka kami akan melakukannya," lanjut Musk. Saat ini, raksasa mobil itu memiliki kontrak logam EV dengan pemasok di seluruh dunia, tujuannya untuk memproduksi 20 juta kendaraan setiap tahun pada tahun 2030. Target tersebut disebut Musk sebagai "aspirasi, bukan janji". Dengan target itu, Tesla akan membutuhkan lebih banyak pasokan logam. Asal tahu saja, di tahun 2021, produksi Tesla hanya di bawah 1 juta kendaraan listrik. Baca Juga: Bursa Saham Global Memerah, Kekayaan Para Miliarder Dunia Menguap Ratusan Triliun Pembuat mobil dan eksekutif lainnya termasuk Carlos Tavares, CEO saingan Tesla, Stellantis NV, telah memperingatkan industri otomotif menghadapi kekurangan pasokan logam.