KONTAN.CO.ID - PT Elnusa Tbk pada tahun ini membidik kontrak baru senilai US$ 500 juta. Pada semester pertama ini, kontrak yang sudah terealisasi sebanyak US$ 400 juta. Itu sebabnya, perusahaan berkode saham ELSA ini optimistis pada semester II bisa mencapai target kontrak 2017. Sejumlah strategi bisnis tengah dilakukan untuk mencapai target. Direktur Pengembangan Usaha ELSA Budhi N. Pangaribuan mengatakan, selain mengenalkan konsep total energy solution melalui berbagai diversifikasi usaha, perusahaan juga mulai mengembangkan lini bisnis ke arah energi, dengan telah berhasil memanfaatkan gas buang atau flare gas sebagai tenaga listrik.
Tahun ini, ELSA mulai menggeliat untuk mengikuti tender-tender di bisnis jasa penunjang hulu migas. Sejauh ini, perusahaan tengah mengerjakan proyek seismik 3D di Klamasosa, Papua Barat, proyek 2D di Sei Linsing, Sumatera Selatan dan proyek seismik 2D Conocco Philips di Kalimantan Tengah. Selain itu, untuk
offshore, perusahaan tengah mengerjakan proyek seismik 3D di Andaman, Provinsi Aceh. Setelah sebelumnya kapal seismik Elsa Regent berhasil melakukan proyek seismik 2D di Abar-Anggursi di Laut Jawa dan proyek 2D untuk PSG Badan Geologi ESDM di Selaru, Maluku. Oleh karena itu, ia yakin, tahun ini bisnisnya bisa tumbuh. "Untuk proyek seismik
offshore masih ada dua proyek lagi yang sifatnya masih penjajakan. Ini belum bisa kami disclose tetapi mudah-mudahan kuartal IV sudah dapat," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (16/8). Asal tahu saja, untuk keperluan eksplorasi migas di laut atau
offshore, ELSA memiliki kapal seismik Elsa Regent dan 8 kapal penunjang lainnya. Seluruh kapal sudah sesuai dengan asas cabotage atau berbendera Indonesia dengan seluruh awak kapal orang Indonesia. Selain itu, rerata umur kapal yang dimiliki juga cukup muda dengan kapal tertua dibangun pada 2006 silam.
Oleh karena itu, Budhi optimistis,
outlook bisnis perusahaan akan membaik di paruh kedua tahun ini. Di paruh pertama, pendapatan perusahaan naik sebesar 16,4% menjadi Rp 1,99 triliun. Namun, dari sisi laba justru turun menjadi Rp 14 miliar. Budhi mengatakan, laba akan kembali meningkat di semester II 2017, karena tinggal menjalankan proyek. Lain dari itu, pendapatan juga banyak disetir kinerja bisnis hilir seperti distribusi BBM melalui anak usaha PT Elnusa Petrofin. Margin di bisnis hilir juga tidak sebesar di sektor hulu, sehingga perusahaan akan genjot sektor jasa hulu migas. "Elnusa akan terus mengikuti perkembangan bisnis seismik laut dan terlibat di setiap tender seismik laut yang ada dan sekaligus memberikan masukan dan solusi untuk permasalahan seismik laut. Target (kontrak) kami adalah sekitar US$ 350 juta-US$ 500 juta sampai akhir Desember 2017," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini