Emas belum di level terendah



JAKARTA. Harga emas tengah melandai. Perubahan kepemimpinan politik di Eropa, mendorong naik dollar Amerika Serikat (AS). Ujung-ujungnya, harga logam berharga itu tertekan.

Nilai kontrak pengiriman emas untuk Juni 2012, di divisi Comex Bursa NYMEX-AS, pun merosot hingga ke titik terendahnya di tahun ini, yaitu US$ 1.578,50 per ons troi. “Ketika pasar khawatir, maka mereka akan memilih dollar AS, dan ini tidak bisa diimbangi emas,” ujar Jesper Dannesboe, analis Societe Generale SA di London, seperti dikutip Bloomberg. Dia menduga, dalam kondisi terkini, kenaikan emas hanya bersifat sementara.

Apelles RT Kawengian, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo Futures, memprediksi emas masih akan tergerus hingga pekan depan. Laju penguatan dollar AS, perkiraan Apelles, tidak tertahan kendati data ekonomi terbaru Negeri Paman Sam buruk.


Memang, pelemahan emas saat ini, berlawanan dengan predikat emas sebelumnya, yaitu aset safe haven. “Di atas kertas, emas akan naik saat ekonomi tidak pasti. Ternyata, status safe haven itu luntur, karena belakangan emas bergerak seirama dengan aset berisiko,” tutur Tonny Mariano, analis Harvest International Futures.

Tonny, menilai, kondisi ekonomi terbaru China, turut menekan harga emas hingga di bawah US$ 1.600 per ons troi. Memang, laju inflasi China selama April sebesar 3,4%, masih di bawah target tahunan Pemerintah Negeri Tirai Bambu, yaitu 4%. Namun, data ekspor impor China, jauh dari ekspektasi analis.

Tonny mengatakan, kedua data itu diterjemahkan sebagai pelambatan aktivitas ekonomi China, hingga membuka peluang penurunan suku bunga. Karena itu, tak hanya emas yang terus turun harga saham, mata uang dan komoditas lain juga ikut turun.

Tak hanya harga emas di pasar spot yang anjlok. Harga emas batangan Aneka Tambang juga ikut anjlok. Kamis (10/5) harga emas batangan jenis satu gram berada di level terendah sejak 3 Januari di Rp 532.000. Harga emas batangan kembali naik pada Jumat (11/5) ke Rp 533.000.

Tunggu level rendah

Apelles bahkan menduga, harga emas akan mencapai level terendahnya di minggu depan, US$ 1.550 per ons troi. “Emas masih akan turun hingga ke level itu. Rekomendasi saya, beli di angka itu,” kata Apelles.

Secara teknikal, Apelles menjelaskan, pergerakan harga rata-rata emas sudah berada di bawah harga harian. Moving Average Convergence Divergence berada di level -14, baru menunjukkan sinyal untuk turun, tapi belum ada sinyal jual. Dengan kata lain, emas masih akan mengalami koreksi.

Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia, menyarankan, investor menahan diri untuk membeli emas. Ia memprediksi, harga komoditas itu tergerus hingga level US$ 1.550, pekan depan.

Tonny mengatakan, potensi penurunan emas, pekan depan, masih cukup besar. Dia bilang, emas bisa terjun ke level US$ 1.520 per ons troi. “Sebaiknya beli di atas level tersebut. Itu merupakan level terendah Desember tahun lalu,” ungkap dia.

Sedangkan harga emas batangan, menurut Tonny, sudah murah untuk dibeli. Wahyu Tribowo Laksono pengamat pasar komoditas menduga harga emas batangan masih berpotensi turun seiring dengan penurunan harga emas di pasar spot.

Pekan depan Wahyu bahkan menduga harga emas batangan bisa bergerak di Rp 480.000. "Bagi tipe investor konservatif bisa menunggu di level itu, bagi agresif bisa beli mulai sekarang," ujar dia.

Proyeksi Goldman Sachs, harga emas bisa naik hingga kisaran US$ 1.840-US$ 1.940, 12 bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can