JAKARTA. Harga emas berhasil melampaui level US$ 1.300 per ons troi untuk pertama kalinya sejak Agustus 2014. Kondisi ini dipicu oleh ekonomi dunia yang stagnan sehingga meningkatnya permintaan si kuning sebagai safe haven. Mengutip Bloomberg, Rabu (21/1) pukul 14.00 WIB, kontrak emas pengiriman Februari 2015 sempat melesat sebanyak 0,6% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 1.303,63 per ons troi. Ini merupakan level tertinggi sejak 2013. Pada pukul 17.00 WIB, harga emas kembali terkoreksi menuju level US$ 1.299,40 per ons troi. Dalam sepekan terakhir, emas membukukan kenaikan sebesar 5,2%. Setelah menghindari emas selama dua tahun, investor kembali melirik logam ini di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi AS tidak akan cukup untuk menutupi perlambatan ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global. Sementara para pembuat kebijakan di Eropa dan Asia ditantang untuk menemukan cara-cara baru untuk memacu pertumbuhan di tengah melesetnya target inflasi. "Modal mengalir ke aset aman seperti emas. Pasar saat ini penuh dengan berita yang mendukung harga emas lebih tinggi. Prediksi pertumbuhan global yang lebih rendah serta ketidakpastian apa yang akan dilakukan ECB dan stimulus di seluruh dunia mendukung emas,” kata Mark To, Kepala penelitian Wing Fung Financial Group, trader dan refiner di Hong Kong.
Emas berkilau jelang pertemuan ECB
JAKARTA. Harga emas berhasil melampaui level US$ 1.300 per ons troi untuk pertama kalinya sejak Agustus 2014. Kondisi ini dipicu oleh ekonomi dunia yang stagnan sehingga meningkatnya permintaan si kuning sebagai safe haven. Mengutip Bloomberg, Rabu (21/1) pukul 14.00 WIB, kontrak emas pengiriman Februari 2015 sempat melesat sebanyak 0,6% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 1.303,63 per ons troi. Ini merupakan level tertinggi sejak 2013. Pada pukul 17.00 WIB, harga emas kembali terkoreksi menuju level US$ 1.299,40 per ons troi. Dalam sepekan terakhir, emas membukukan kenaikan sebesar 5,2%. Setelah menghindari emas selama dua tahun, investor kembali melirik logam ini di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi AS tidak akan cukup untuk menutupi perlambatan ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global. Sementara para pembuat kebijakan di Eropa dan Asia ditantang untuk menemukan cara-cara baru untuk memacu pertumbuhan di tengah melesetnya target inflasi. "Modal mengalir ke aset aman seperti emas. Pasar saat ini penuh dengan berita yang mendukung harga emas lebih tinggi. Prediksi pertumbuhan global yang lebih rendah serta ketidakpastian apa yang akan dilakukan ECB dan stimulus di seluruh dunia mendukung emas,” kata Mark To, Kepala penelitian Wing Fung Financial Group, trader dan refiner di Hong Kong.