Emas berkilau saat data industri tak memuaskan



NEW YORK. Harga emas kembali naik setelah data industri dari Amerika Serikat (AS) tidak memuaskan atau di luar perkiraan para analis. Data industri itu mengundang spekulasi adanya perpanjangan stimulus ekonomi oleh Federal Reserve .

Produksi pabrik di AS hanya naik 0,1% pada September, turun hasil perkiraan analis yang di survei Bloomberg di posisi naik 0,3%. Hari ini dan besok, the Fed akan melakukan pertemuan untuk membahas pertumbuhan ekonomi dan juga stimulus.

"Pasar mengharapkan The Fed menunda pengurangan stimulus, setidaknya selama beberapa bulan," kata Adam Klopfenstein, analis senior Archer Financial Services Inc kepada Bloomberg di Chicago.


Harga emas berjangka naik 0,3% menjadi US$ 1.354,50 per ounce pada pukul 13:52 waktu New York, Senin (28/10). Harga naik 2,6% pada persen pekan lalu, kenaikan kedua secara berturut-turut . Di Comex New York, harga emas berjangka pengiriman Desember ditutup pada US$ 1.352,20.

Harga emas turun karena beberapa investor kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai lindung nilai. Bahkan, Bank sentral Rusia memutuskan untuk menjual emasnya untuk pertama kalinya. Menurut data dari IMF, cadangan emas Rusia turun 0,37 metrik ton menjadi 1,015 ton pada September.

Sementara itu, harga perak di bursa berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,4% menjadi US$ 22,538 per ounce di Comex . Di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Januari naik 1,2% menjadi US$ 1.472,90 per ounce, kenaikan terbesar sejak 17 Oktober. Sedangkan palladium berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,3% menjadi US$ 750,45 per ounce di Nymex .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri