Emas Berpotensi Kembali Melemah, Investor Tunggu Pernyataan Powell & Data Inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi harga emas pagi ini cenderung mengalami kenaikan sedikit. Berdasarkan Trading Economics, harga emas menguat 0,12% ke level US$ 2.367 per ons troi pada Rabu (10/7), pukul 10.25 WIB. 

Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, mengatakan bahwa setelah kenaikan ini, harga emas kemungkinan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Menurut dia, penurunan ini masih belum mencapai titik akhir dan perlu diwaspadai oleh para investor.

Dalam analisisnya, Fischer menggunakan dua metode utama, yaitu analisis trendline dan analisis candlestick. Melalui trendline, ia mengidentifikasi bahwa garis tren menunjukkan adanya potensi penurunan jangka pendek. 


Sedangkan analisis candlestick memperkuat prediksinya dengan menunjukkan pola-pola yang mengisyaratkan adanya tekanan jual dalam waktu dekat.

Namun, Fischer juga menggarisbawahi bahwa setelah penurunan ini, harga emas akan cenderung mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Ini adalah peluang yang masih bisa dimanfaatkan oleh investor yang cermat.

Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil di US$2.365,09 Rabu (10/7) Pagi, Fokus pada Data Inflasi AS

Seiring dengan analisis Fischer, harga emas turun sedikit di perdagangan Asia pada Senin (8/7), karena para investor menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga AS dari kesaksian Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dan data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini. 

Meskipun ada sedikit penurunan, Fischer mengatakan bahwa harga emas batangan masih berada di dekat level tertinggi satu bulan dan berada di titik puncak untuk kembali menembus di atas US$ 2.400 per ons troi. Keyakinan meningkat bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September mendatang.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa emas  mendapatkan keuntungan dari taruhan penurunan suku bunga. Sepanjang minggu lalu, emas mengalami kenaikan tajam, menembus level rendah US$ 2.300-an.

Kenaikan ini didorong oleh sejumlah data lemah di pasar tenaga kerja yang menimbulkan lebih banyak optimisme atas penurunan suku bunga. 

“Data penggajian non-pertanian yang lemah pada hari Jumat merupakan pendorong utama kenaikan emas,” kata Fischer dalam riset hariannya, Rabu (10/7). 

Fischer menilai bahwa logam mulia ini mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih rendah, yang diperkirakan akan membebaskan lebih banyak likuiditas dan juga mengurangi daya tarik dolar dan Treasury. 

Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para trader memperkirakan lebih dari 72% kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan September, naik dari 59% yang terlihat pada minggu lalu.

Fischer menyebutkan bahwa fokus pada minggu ini yaitu, pada lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS dan kebijakan moneter. Powell akan memberikan kesaksian selama dua hari di depan Senat dan DPR, yang berpotensi memberikan lebih banyak penjelasan tentang rencana Fed untuk suku bunga. 

“Indeks harga konsumen dan data inflasi juga akan dirilis minggu ini dan kemungkinan akan mempengaruhi pandangan bank sentral mengenai suku bunga,” imbuhnya. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp 9.000 Jadi Rp 1.380.000 Per Dolar AS Pada Hari Ini (10/7)

Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pelemahan pada Senin (8/7), Platinum futures turun 0,6% menjadi US$ 1.039,25 per ons, sementara silver futures turun 1% menjadi US$ 31,370 per ons troi. Namun, kedua logam ini masih berada di atas kenaikan kuat dari minggu lalu.

Prediksi harga emas hari ini, Fishcer menjelaskan bahwa, pergerakan harga emas dalam jangka pendek dan jangka panjang. Meskipun ada potensi penurunan dalam waktu dekat, peluang kenaikan harga emas setelah penurunan ini bisa dimanfaatkan oleh investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari