Emas berpotensi makin berkilau pasca Imlek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemilau emas kian lama makin bersinar. Sejak Jumat (25/1) emas memasuki level US$ 1,300 per ons troi. Bahkan sempat menguat sampai dengan US$ 1,321 per ons troi pada Kamis (31/1).

Menutip Bloomberg pada Rabu (6/2) pukul 13.30 WIB harga emas pada pasar spot berada di level US$ 1,314 per ons troi. Angka ini melemah tipis sekitar 0,076% dari harga sebelumnya US$ 1,315 per ons troi.

Analis Asia Tradepoint Fitures, Deddy Yusuf Siregar mengatakan pergerakan harga emas masih dalam area konsolidasi. Bahkan masih ada potenssi untuk bullish. “Emas dalam masa kegalauan terkait dengan sentimen suku bunga The Fed dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang biasa-biasa saja,” kata Deddy kepada Kontan.co.id, Rabu (6/2).


Gubernur Federal Reserve Jerome Powell beberapa waktu lalu menyatakan bahwa kemungkinan besar hanya menaikan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini. Artinya sampai dengan saat ini suku bunga The Fed masih berada di level 2,25%-2,5%.

Deddy menilai rilis data non-farm payroll AS Jumat (1/2) yang positif tak dipungkiri menjadi sinyal positif. Pasalnya rilis tersebut berhasil berada di level 304.000 di atas ekspektasi sebelumnya yakni 165.000.

Meskipun tidak akan serta merta mengubah langkah The Fed, tetapi ini menjadi stimulus The Fed menaikan suku bunga yang dipresiksi pada semester II tahun ini. Sebab, ekonomi global yang sedang memas pun jadi pertimbangan The Fed menaikkan suku bunga. Misalnya Porposal Brexit yang belum juga menemukan titik terang. “Paling tidak Brexit selesai pada akhir Maret sudah tidak ada lagi negosiasi setelahnya,” kata Deddy.

Pernyataan Gubernur European Central Bank (ECB), Mario Draghi pada Kamis (31/1) lalu yang mana mengatakan zona ekonomi eropa melambat. Hari ini pun rilis data pengangguran di Spayol negatif di level 83.500. Turun dari prediksi sebelumnya di levek 60.300.

Selain ini perang dagang AS dan China juga masih mengahantui pasar global. Kedua belah pihak di tahun ini sudah melaukukan pertemuan tapi belum juga mendapat keputusan aklhir.

Menurut Deddy ini lah yang membuat akhirnya pelaku pasar lebih banyak beralih ke pasar sahan dan obligasi ke timbang emas. Katanya transaksi perlaku pasar terhadap emas masih berjalan dengan stabil, sayangnya secara volume masih rendah. Karena pelaku pasar cenderung wait and see di pasar emas global.

China sebagai produsen dan konsumen besar emas pada minggu ini masih dalam massa libur perayaan Imlek. “Data-data ekonomi China juga belum posoitif ini yang membuat pasar berhati-hati ekonomi china melamban,” tutur Deddy.

Deddy menilai mulai dari awal tahun sampai dengan Imlek emas cenderung Bullish. Secara historis dua tahun belakangan harga emas umumnya menguat di kuartal I serta kuartal IV dan melemah di kuartal II-III.

Secara teknikal Deddy melihat harga emas masih positif. Indikator moving average (MA) 50, MA 100, MA 200 berada di atas garis. Moving average convergance divergance (MACD) positif. Relatif strength indeks (RSI) positif di area 64. Indikator stochastic di are 35 yang mengindikasikan cenderung melemah.

“Masih ada potensi menguat pada rentang yang terbatas,” Imbuh Deddy. Adapun rentang pergerakan harga emas untuk besok akan berada di US$ 1,309-US$ 1,316 per ons troi. Sedangkan sampai dengan akhir kuartal I berada di US$ 1,299-US$ 1,310 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi