Emas bisa jadi pilihan awal untuk investasi para milenial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Generasi milenial, apakah Anda masih bingung mau investasi apa? Coba dengan Emas. Ini bisa jadi pilihan investasi awal Anda. Seperti yang dilakukan Ryo Anugerah (27). Salah satu milenial yang bekerja di suatu perusahaan di Jakarta ini sudah berinvestasi emas dan juga tanah. sejak 2014 lalu. "Saya pilih investasi itu karena harga emas dan tanah tidak pernah turun, pasti selalu ada kenaikan," ujar Ryo pada KONTAN. Sebenarnya ia tertarik berinvestasi saham, tetapi sampai saat ini masih mencari informasi soal saham. Ryo mengaku belum paham soal saham, sehingga masih berinvestasi di produk yang sudah dipahami risikonya. Safir Senduk, Perencana Keuangan Independen mengatakan hal yang sama bahwa memang milenial bisa investasi emas di awal. Karena pasti semua milenial tahu soal emas. Hanya saja, biasanya tahu emas berguna sebagai perhiasan, padahal mereka bisa menjadikan itu investasi lewat emas batangan. Kesulitan edukasi Namun, Safir sendiri mengatakan agak sulit mengedukasi orang apalagi milenial untuk berinvestasi. “Investasi itu kan beda sama belanja. Belanja dapatnya diawal, sedangkan investasi dapat keuntungannya di akhir. Tapi semakin cepat berinvestasi, hasilnya akan semakin besar ,” kata Safir pada KONTAN. Safir mengatakan ada dua hal yang membuat orang mau berinvestasi. Pertama, investasi untuk mencapai dana terntentu. Misalnya ingin melanjutkan kuliah. Jadi ia gencar berinvestasi untuk bisa memperoleh dana pada tahun yang ditetapkan. Kedua, investasi untuk meningkatkan kekayaan. Mereka tidak ada target atau tujuan keuangan. Inilah yang sulit untuk diedukasi. “Biasanya orang mau berinvestasi jika darurat atau ada target di depan mata. Kalau tidak ada keduanya akan sulit mulai investasi,” kata Safir. Nah, Safir punya beberapa tips bagi mereka yang mau mengawali investasi selain mencoba membeli emas. Pertama, investasikan uang di tempat yang akrab di telinga Anda. Misalnya bisa taruh di bank lewat deposito. Meski bunganya kecil, tetapi itu sudah mulai belajar. Kedua, perlu dipahami bahwa untuk berinvestasi itu bisa dari dana yang sedikit dulu. “Anda bisa mulai berinvestasi ketika sudah mendapatkan pemasukan. Entah itu dari uang saku atau penghasilan dari awal bekerja,” kata Safir. Namun, usia ideal kaum milenial berinvestasi adalah ketika ia sudah mulai bekerja di kisaran usia 22-23 tahun. Ketiga, memang perlu datang ke perencana keuangan, tetapi lebih perlu lagi datang ke customer service di bank. "Mintalah pada mereka untuk melakukan autodebet dari rekening Anda misalnya untuk dimasukan ke reskadana," ujar Safir

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina