NEW YORK. Harga emas melandai kemarin (24/5) lantaran sejumlah investor keluar pasar menjelang long weekend di Amerika Serikat. Meskipun begitu, selama sepekan lalu emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam bulan ini.Kenaikan harga emas itu didukung oleh penurunan pasar saham dan pelemahan tipis dollar AS. Harga emas spot turun 0,23% ke 1.387,51 per ons. Namun dalam sepekan ini, harganya masih naik 2,15%, yang terbaik sejak akhir April.Sedangkan harga kontrak emas di bursa COMEX ditutup turun 0,37% pada US$ 1.386,6 per ons. Harga emas mendapat angin segar pekan ini dari penurunan pasar saham. Kamis lalu, bursa Eropa mengalami penurunan terbesarnya dalam satu tahun terakhir. Sedangkan Jumat kemarin, Wall Street tergerus untuk hari ketiga dan mencatat pekan negatif pertamanya sejak pertengahan April. "Dollar yang lebih lemah dikombinasikan dengan kelanjutan QE, dan sejumlah pembelian fisik di harga yang lebih rendah terutama di China, semua faktor itu membantu emas dalam beberapa hari ini," kata Robin Bhar, analis logam Societe Generale Group di London.Pekan ini, dollar melanjutkan penurunannya terhadap yen. Ini merupakan pelemahan mingguan terbesar dalam tiga tahun terakhir. Sedangkan euro menguat 0,7% terhadap dollar AS, penguatan mingguan pertamanya dalam tiga pekan. Semalam, emas merosot karena investor menolak memegang emas sepanjang libur Memorial Day di AS. Pasalnya, mereka merasakan ketidakpastian kebijakan Federal Reserve.Pimpinan Fed Ben Bernanke telah mengatakan bank sentral bisa memulai pengurangan pembelian obligasi dalam beberapa rapat Fed ke depan. Namun kemudian, gubernur Fed St. Lois, James Bullard, mengatakan bahwa inflasi AS harus naik dulu sebelum ia memberi suara untuk mengerem stimulus."Masih ada banyak ketidakpastian. Tak ada yang lain daripada peluang 50/50 bahwa Fed akan membalikkan stimulus atas bahwa ekonomi bekerja seperti yang mereka harapkan," tuturnya.Selain itu, angka pesanan durable goods AS di April yang naik jauh melebihi prediksi juga memukul emas. "Pekan ini menunjukkan sesuatu bagi semua orang. Para pendukung bears tak melihat bukti bahwa mereka salah, sementara para bulls mendapat sedikit safe haven dan keseimbangan dari Bernanke. Kesimpulannya, kita masih dalam teritori berbahaya, karena sejauh ini masigh gagal menembus US$ 1.414," kata Vice President Saxo Bank Ole Hansen.Aset emas masih turun Aset emas pada SPDR Gold Trust, ETF terbesar dunia yang berbasis emas, kembali menyusut pad penutupan Kamis (23/5). Kepemilikan emasnya turun 1,5 tom lagi, sehingga total penjualan asetnya dalam sepekan ini mencapai 19,8 juta ton. Sementara itu, dalam laporan risetnya Macquarie menyatakan penjualan emas ETF tahun ini totalnya sudah mencapai 450 ton."Jika ETF terus menjual emas, dan walau dengan penjualan itu masih ada lebih dari 2.200 emas tersisi, proyeksi harga emas akan tergantung pada pembeli ritel," tulisnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Emas catat kenaikan mingguan terbaik dalam sebulan
NEW YORK. Harga emas melandai kemarin (24/5) lantaran sejumlah investor keluar pasar menjelang long weekend di Amerika Serikat. Meskipun begitu, selama sepekan lalu emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam bulan ini.Kenaikan harga emas itu didukung oleh penurunan pasar saham dan pelemahan tipis dollar AS. Harga emas spot turun 0,23% ke 1.387,51 per ons. Namun dalam sepekan ini, harganya masih naik 2,15%, yang terbaik sejak akhir April.Sedangkan harga kontrak emas di bursa COMEX ditutup turun 0,37% pada US$ 1.386,6 per ons. Harga emas mendapat angin segar pekan ini dari penurunan pasar saham. Kamis lalu, bursa Eropa mengalami penurunan terbesarnya dalam satu tahun terakhir. Sedangkan Jumat kemarin, Wall Street tergerus untuk hari ketiga dan mencatat pekan negatif pertamanya sejak pertengahan April. "Dollar yang lebih lemah dikombinasikan dengan kelanjutan QE, dan sejumlah pembelian fisik di harga yang lebih rendah terutama di China, semua faktor itu membantu emas dalam beberapa hari ini," kata Robin Bhar, analis logam Societe Generale Group di London.Pekan ini, dollar melanjutkan penurunannya terhadap yen. Ini merupakan pelemahan mingguan terbesar dalam tiga tahun terakhir. Sedangkan euro menguat 0,7% terhadap dollar AS, penguatan mingguan pertamanya dalam tiga pekan. Semalam, emas merosot karena investor menolak memegang emas sepanjang libur Memorial Day di AS. Pasalnya, mereka merasakan ketidakpastian kebijakan Federal Reserve.Pimpinan Fed Ben Bernanke telah mengatakan bank sentral bisa memulai pengurangan pembelian obligasi dalam beberapa rapat Fed ke depan. Namun kemudian, gubernur Fed St. Lois, James Bullard, mengatakan bahwa inflasi AS harus naik dulu sebelum ia memberi suara untuk mengerem stimulus."Masih ada banyak ketidakpastian. Tak ada yang lain daripada peluang 50/50 bahwa Fed akan membalikkan stimulus atas bahwa ekonomi bekerja seperti yang mereka harapkan," tuturnya.Selain itu, angka pesanan durable goods AS di April yang naik jauh melebihi prediksi juga memukul emas. "Pekan ini menunjukkan sesuatu bagi semua orang. Para pendukung bears tak melihat bukti bahwa mereka salah, sementara para bulls mendapat sedikit safe haven dan keseimbangan dari Bernanke. Kesimpulannya, kita masih dalam teritori berbahaya, karena sejauh ini masigh gagal menembus US$ 1.414," kata Vice President Saxo Bank Ole Hansen.Aset emas masih turun Aset emas pada SPDR Gold Trust, ETF terbesar dunia yang berbasis emas, kembali menyusut pad penutupan Kamis (23/5). Kepemilikan emasnya turun 1,5 tom lagi, sehingga total penjualan asetnya dalam sepekan ini mencapai 19,8 juta ton. Sementara itu, dalam laporan risetnya Macquarie menyatakan penjualan emas ETF tahun ini totalnya sudah mencapai 450 ton."Jika ETF terus menjual emas, dan walau dengan penjualan itu masih ada lebih dari 2.200 emas tersisi, proyeksi harga emas akan tergantung pada pembeli ritel," tulisnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News