KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia menembus US$4.100 per ons untuk pertama kalinya pada Senin (13 Oktober 2025), mencatat rekor baru akibat meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China serta ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Per pukul 10:50 ET (14:50 GMT), spot gold naik 2,1% menjadi US$4.099,55 per ons, setelah sempat menyentuh US$4.103,58. Sementara itu, futures emas AS untuk pengiriman Desember naik 3% menjadi US$4.120,10. Tahun ini, harga emas telah naik 56%, dan baru pekan lalu menembus batas psikologis US$4.000, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, ekspektasi pemotongan suku bunga, serta pembelian besar dari bank sentral.
Ketegangan Geopolitik dan Dampaknya
Presiden AS, Donald Trump, kembali memicu ketegangan perdagangan dengan China pada Jumat lalu, mengakhiri gencatan yang sempat menenangkan pasar antara dua ekonomi terbesar dunia. Di sisi lain, para trader memproyeksikan 97% kemungkinan pemotongan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve pada Oktober, dan 100% kemungkinan pada Desember. Emas, sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga, cenderung menarik perhatian investor di lingkungan suku bunga rendah.Prediksi Harga Emas 2026
Para analis semakin optimistis terhadap prospek emas:- Bank of America dan Societe Generale memproyeksikan emas akan mencapai US$5.000 di 2026.
- Standard Chartered menaikkan perkiraan harga rata-rata emas menjadi US$4.488 tahun depan.
Perak, Platinum, dan Palladium Mengikuti Kenaikan
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatat kenaikan:- Spot perak naik 3,3% menjadi US$51,95, sempat menyentuh rekor tertinggi US$52,07.
- Platinum naik 4,6% menjadi US$1.660,57.
- Palladium melonjak 5,4% menjadi US$1.482,00.