KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN) menggenjot produksi tembaga dan emas yang menjadi komoditas andalannya. Di segmen emas, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) ini menargetkan memproduksi 529 kilo ons emas. Sedangkan di segmen tembaga, AMMN menargetkan mampu memproduksi 337 juta pon tembaga. Alexander Ramlie, Direktur Utama Amman Mineral Internasional mengatakan, pihaknya berhasil mengatasi berbagai tantangan eksternal dan tetap dapat mengoptimalisasi penggunaan mesin dan peralatan.
Alexander menyebut, lokasi tambang AMMN mengalami curah hujan yang tinggi, hampir dua kali lipat rata-rata tahunan historis, selama hampir tujuh bulan dari Oktober 2022 hingga April 2023.
Baca Juga: Produksi Emas dan Tembaga Amman Mineral (AMMN) Kompak Turun di Semester I-2023 Curah hujan yang tinggi ini terjadi selama hampir tujuh bulan, dari Oktober 2022 hingga April 2023 sehingga menyebabkan tertundanya penambangan bijih segar dari Fase 7. Selama tidak dapat mengakses bijih segar dari Fase 7, AMMN berfokus pada proses pengupasan batuan penutup Fase 8 untuk mengoptimalkan operasi.
Saat mulai beralih ke musim kemarau, AMMN meningkatkan pemompaan air pit sehingga dapat mengakses bijih segar dengan kadar tinggi sekitar 1,5 bulan lebih cepat dari jadwal. “Dengan demikian, kami akan dapat melampaui target produksi yang kami tetapkan sebelum IPO untuk FY2023,” kata Alexander kepada Kontan.co.id, Senin (2/10).
Baca Juga: Ini Penyebab Kinerja Amman Mineral Internasional (AMMN) Tergerus di Semester I-2023 Sepanjang semester I-2023, AMMN mencatatkan produksi 134 juta pon tembaga. Realisasi ini menurun 36% dari angka produksi di periode yang sama tahun lalu yang mencapai 209 juta pon. Produksi emas AMMN juga menyusut 51% menjadi 172 kilo ons dari sebelumnya 350 kilo ons.
Editor: Noverius Laoli