KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot menghadapi tekanan pengaruh data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS). Diperkirakan harganya kembali merosot ke US$ 2.400-an per ons troi. Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, harga emas mengindikasikan bahwa tren bearish semakin menguat. Berdasarkan teknikal, proyeksi harga emas untuk hari ini kemungkinan besar akan bergerak turun menuju level US$ 2.480 per ons troy. "Indikator Moving Average yang terbentuk menunjukkan sinyal yang jelas bahwa tren bearish masih mendominasi pasar emas, dan jika tekanan jual terus berlanjut, maka harga berpotensi menyentuh US$ 2.480 per ons troi," tulisnya dalam riset, Senin (2/9).
Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia dan Buyback Sama-sama Tak Bergerak Hari Ini (2/8) Sentimen pasar terhadap emas juga dipengaruhi oleh rilis data PCE AS yang dirilis pada Jumat lalu (30/8). Data tersebut menunjukkan bahwa inflasi tahunan naik sebesar 2,6%, sedikit lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 2,7%. Meski demikian, data ini tidak cukup kuat untuk mendorong emas menembus level tertinggi barunya di US$ 2.531 per ons troy yang dicapai pada Agustus lalu. "Data PCE ini memang sesuai dengan ekspektasi, namun tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap harga emas. Faktanya, meski data ini menunjukkan inflasi yang relatif terkendali, emas justru tidak mampu mempertahankan kenaikannya," jelas Nugraha. Kenaikan tipis indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya juga menjadi salah satu faktor yang membatasi pergerakan emas. Pada hari Jumat, indeks dolar naik ke level 101,79, yang terakhir terlihat pada 20 Agustus. Ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap dolar AS masih cukup kuat, yang secara historis cenderung menekan harga emas. Andy juga menyoroti ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed yang menjadi faktor penting dalam pergerakan harga emas. Saat ini, peluang untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50bps pada bulan ini diperkirakan sebesar 33%, sementara pemangkasan sebesar 25bps lebih mungkin terjadi dengan peluang 67%. "Perubahan ekspektasi ini menunjukkan bahwa pasar masih belum yakin dengan arah kebijakan moneter The Fed ke depan," ujarnya. Selain itu, libur umum di AS pada hari Senin juga diperkirakan akan memperlambat aktivitas pasar, termasuk pergerakan dolar dan emas. Namun, minggu ini, pasar akan dipengaruhi oleh berbagai data ekonomi penting, termasuk data non-farm payroll (NFP) yang akan dirilis pada hari Jumat (6/9).
Baca Juga: Jelang Senin (2/9) Siang, Harga Emas Spot Bergerak Turun ke US$2.494,76 Data ini diperkirakan akan menunjukkan penambahan 165.000 pekerjaan pada bulan Agustus, yang jika terjadi, bisa mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed dan pada akhirnya mempengaruhi harga emas. Namun, Nugraha juga memperingatkan kemungkinan terjadinya rebound jika emas gagal menembus support di level tersebut. "Jika ada pembalikan arah, harga emas kembali naik ke level US$ 2.512 per ons troy, yang merupakan level resistance kunci," tutup Andy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari