Emas Ditutup Menguat ke US$ 1.869,8 Per Ons Troi, Kekhawatiran Geopolitik Muncul Lagi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas kembali rebound pada hari Rabu, setelah Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia masih membangun pasukan di sekitar Ukraina.

Rabu (16/2), harga emas spot ditutup melonjak naik 0,9% ke level US$ 1.869,80 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman April naik 0,8% ke US$ 1.871,50 per ons troi.

"Emas menarik banyak investor yang mencari perlindungan karena mereka menyadari bahwa tidak akan ada resolusi cepat untuk ini situasi hubungan antara Rusia-Ukraina," kata Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA.


"Emas memiliki jalur yang jelas lebih tinggi. Namun, itu akan memiliki beberapa saat-saat di mana ia akan menjual karena The Fed yang lebih agresif mengetatkan harapan," lanjut Moya.

Sentimen yang kembali membawa emas menguat adalah saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Rusia telah memindahkan unit-unit penting lebih dekat ke perbatasan Ukraina, terlepas dari pernyataan Moskow yang menyebut pasukannya sudah mundur dari perbatasan.

Baca Juga: Ketegangan Ukraina Mereda, Harga Emas Bergerak Flat ke US$1.853,53

Meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS membebani sentimen di pasar keuangan, mendorong investor untuk mencari aset safe-haven seperti emas.

The Fed akan memulai siklus pengetatan-nya pada pertemuan bulan Maret dengan kenaikan 25 basis poin ke suku bunga acuan, berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters.

"Begitu The Fed mulai menaikkan suku bunga dan ... jika itu lebih cepat dari yang diharapkan Anda akan melihat emas turun, tapi saya tidak melihat emas akan langsung runtuh," kata Bernard Dahdah, analis di Natixis.

Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang dari memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan penjualan ritel AS rebound tajam pada Januari, tetapi harga yang lebih tinggi dapat menumpulkan penjualan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi triwulan ini.

Editor: Anna Suci Perwitasari