Emas Hitam Memanas, Intip Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pembukaan pekan ini, harga minyak bergerak menguat. Kenaikan harga minyak mentah didukung oleh komitmen delapan negara anggota OPEC+, isyarat tambahan stimulus yang lebih kuat di China, dan meredupnya harapan gencatan senjata di Timur Tengah.

Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI naik 1,17% ke US$ 70,67 per barel pada Senin (4/11) pukul 11.20 WIB. Penguatan itu mengakumulasi kenaikan 4,90% dalam sepekan.

Research and Development ICDX Yoga Girta mengatakan, delapan negara anggota OPEC+ pada hari Minggu (3/11) mengumumkan kesepakatan untuk memperpanjang pemangkasan produksi sukarela selama satu bulan, yang akan berlangsung hingga akhir Desember. Besaran pemangkasan akan mencapai 2,2 juta barel per hari (bph)


Baca Juga: Timur Tengah Memanas, Khamenei Peringatkan Respons Menghancurkan ke Israel dan AS​

Delapan negara yang berpartisipasi adalah Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman. Selain itu, kedelapan negara itu juga kembali menegaskan komitmen mereka untuk mematuhi target produksi yang telah disepakati dan mengompensasi kelebihan produksi pada September 2025.

Turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut, pemerintah China sedang mempertimbangkan untuk menyetujui penerbitan lebih dari 10 triliun yuan (US$ 1,4 triliun) utang tambahan minggu depan dalam beberapa tahun ke depan. Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional dijadwalkan akan bertemu dari tanggal 4-8 November dan diharapkan menyetujui stimulus tambahan.

"Sebuah paket fiskal yang diharapkan akan semakin diperkuat jika Donald Trump memenangkan pemilihan AS," tulisnya dalam riset, Senin (4/11).

Baca Juga: Harga Minyak Naik pada Senin (4/11) Pagi, Efek OPEC+ & Pernyataan Iran di Akhir Pekan

Sentimen penyokong harga minyak lainnya, eskalasi konflik antara Israel dengan kelompok Hizbullah terus meningkat, memudarkan harapan tercapainya gencatan senjata. Hizbullah meluncurkan serangan roket yang menargetkan pangkalan militer di pinggiran Tel Aviv, dan melukai 11 orang pada hari Sabtu (2/11).

Sebelumnya pihak militer Israel mengklaim telah menewaskan dua komandan Hizbullah di wilayah Tyre pada hari Jumat.

Sementara itu, Saudi Aramco diperkirakan akan memangkas Harga Jual Resmi (OSP) untuk sebagian besar jenis minyak mentah yang dijualnya ke Asia pada bulan Desember, dengan penurunan sekitar 30 hingga 50 sen per barel. OSP minyak mentah Saudi biasanya dirilis sekitar tanggal lima setiap bulan, dan menjadi referensi bagi produsen Timur Tengah lainnya seperti Iran, Kuwait, dan Irak, yang secara total memengaruhi sekitar 9 juta bph pasokan minyak mentah yang dikirim ke Asia.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 73 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 68 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati