Emas, Jadi Kurang Seksi Lagi



JAKARTA. Selain sebagai perhiasan, emas kini menjadi salah satu wahana investasi andalan. Harga emas yang di awal tahun 2007 masih sebesar US$ 640 per troy ounce sempat melejit memecahkan rekor tertinggi di harga US$ 1.125 per troy ounce. Hal itu tidak terlepas dari menggilanya banderol minyak mentah dunia yang sempat menyundul rekor tertinggi US$ 147 per barel.

Namun, seiring penurunan harga minyak bumi, harga emas mulai meredup. Apakah ini gong dimulainya tren penurunan banderol emas? "Belum tentu, karena faktor pendorong emas bukan hanya minyak bumi," ujar Ibrahim, Analis Asia Kapitalindo Komoditi Berjangka.

Berikut merupakan beberapa faktor yang bisa membuat emas kembali bersinar tahun depan. Pertama, di tengah krisis, para pemodal masih mendambakan lading pembiakan duit yang aman. Emas merupakan salah satu pilihan untuk safe haven itu.


Kedua, banderol emas juga dipengaruhi oleh pergerakan kurs dolar Amerika Serikat (AS). "Saat dolar melemah, orang pasti akan lari ke emas," ungkap Jeffrey Christian, Direktur Pelaksana CPM Group.

Meski harga emas berpotensi naik, namun investor yang baru masuk harus berhitung benar sebelum berbelanja logam mulia ini. Investor harus mencermati kondisi Amerika dalam tiga bulan pertama 2009. Di rentang waktu itulah tren pergerakan banderol emas akan jelas terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie