KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) ke depan akan disokong oleh prospek harga emas yang mulai bertaji. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo dalam riset tertanggal 25 Januari 2023 mengatakan, harga emas telah naik sekitar 6,3% secara year-to-date (YTD). Ada sejumlah faktor yang mendorong kenaikan logam mulia ini. Pertama, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Kedua, kekhawatiran atas Amerika Serikat (AS) yang mencapai batas pagu utangnya yang berpotensi menyebabkan gangguan signifikan di pasar keuangan. Ketiga, ketakutan akan inflasi yang tidak terkendali. Faktor-faktor tersebut telah melemahkan daya tarik dolar AS dan imbal hasil US Treasury yang meningkatkan daya tarik emas sebagai aset
safe-haven.Thomas meningkatkan harga patokan pada tahun ini sebesar 5,6% menjadi US$ 1.900 per ons. Seiring dengan revisi naik harga emas serta harga nikel yang diproyeksi solid, Ciptadana Sekuritas menaikkan perkiraan pendapatan ANTM untuk periode 2022, 2023, dan 2024 sebesar masing-masing 3,2%, 9,8% dan 9,2% menjadi Rp 44,5 triliun, Rp 45,7 triliun dan Rp 52,6 triliun.
Baca Juga: Intip Realisasi Kinerja Operasional Aneka Tambang (ANTM) Sepanjang 2022 Alhasil, proyeksi laba bersih ANTM untuk periode tersebut kami meningkat sebesar 11,7%, 14,8%, 15,0% menjadi Rp 3,9 triliun, Rp 4,4 triliun dan Rp 6,3 triliun. Setelah merevisi laba, Thomas menaikkan target harga saham ANTM menjadi Rp 3.000 dari sebelumnya Rp 2.800, dengan tetap mempertahankan rekomendasi beli. “Kami menyukai ANTM karena kemampuannya memproduksi nikel, memastikan pertumbuhan laba yang relatif stabil dari prospek nikel jangka menengah yang solid,” terang Thomas. Ciptadana Sekuritas Asia menjadikan saham ANTM sebagai salah satu pilihan teratas di sektor logam karena kemitraan berkelanjutan dengan IBC dan CATL untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik dan portofolio logam-nya yang terdiversifikasi. Sebagai gambaran, volume penjualan emas Aneka Tambang ANTM tumbuh moncer tahun lalu. Sepanjang 2022, emiten tambang logam ini mencatatkan penjualan emas
unaudited sebesar 34.967 kg atau 1.124.215 ons troi pada 2022. Realisasi ini naik 19,01% dari volume penjualan emas tahun lalu sebesar 29,03 ton. Naiknya penjualan emas ANTM tidak terlepas dari strategi untuk menggenjot penjualan di dalam negeri. Adapun tingkat produksi emas
unaudited mencapai 1.268 kg atau 1,2 ton atau setara 40.767 ons troi. Pada tahun 2021, produksi emas ANTM
unaudited mencapai 1,69 ton. Ini berarti, produksi emas ANTM menurun 24,9%.
Analis BRI Danareksa Hasan Barakwan menilai, kinerja emas ANTM tumbuh solid. Realisasi penjualan emas ANTM di sepanjang 2022 masih relatif sejalan dengan target yang dipasang oleh BRI Danareksa Sekuritas, yakni 1 juta ons.
Pada kuartal keempat 2022, volume penjualan emas ANTM mengalami penurunan 27,5%, yakni menjadi 290.000 ons. Penurunan ini karena adanya basis penjualan yang tinggi pada kuartal ketiga 2022, yakni mencapai 400.000 ons, dibandingkan angka penjualan emas rata-rata di kisaran 220.000 sampai 230.000 ons. BRI Danareksa Sekuritas juga mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.500. “Kami tetap memasang sikap bullish pada ANTM dan berharap perusahaan akan menerima sentimen positif dengan rencana untuk mengembangkan High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan para mitranya,” kata Hasan, Jumat (3/2). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari