JAKARTA. Pamor emas sebagai aset aman (safe haven) kembali bersinar. Kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan koreksi di pasar saham memicu laju harga emas sejak awal pekan ini.Tapi, kemarin, harga emas bergerak fluktuatif. Data Bloomberg menunjukkan, Selasa (4/2) pukul 16.45 WIB, harga emas untuk kontrak pengiriman April 2014 di Bursa Comex turun tipis 0,13% ke level US$ 1.258,30 per ons troi. Tapi, pada perdagangan siang, harganya sempat menyentuh US$ 1.260,70 per ons troi, atau naik 0,06% dibanding penutupan hari sebelumnya. Bahkan, jika dihitung sejak awal pekan ini, harga emas sudah melejit sebesar 1,4%.Harga emas di dalam negeri pun naik signifikan. Kemarin, harga emas batangan di Divisi Logam Mulia PT Antam Tbk naik Rp 8.000 per gram menjadi Rp 540.000 per gram.Pasar mulai mengoleksi emas sebagai aset aman di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham. Aksi jual yang terjadi di bursa saham negara berkembang sejak awal pekan ini dipicu data manufaktur China, AS dan Inggris. PMI manufaktur China per Januari dirilis pada level 51,3, melambat dibanding bulan sebelumnya, yakni mencapai 57. Sementara, indeks manufaktur Inggris per Januari hanya mencetak angka 56,7, lebih rendah dari bulan sebelumnya, yaitu 57,2. Direktur Riset Investasi World Gold Council, Juan Carlos Artigas menyebut, investor mungkin mengalokasikan 2%-10% dari portofolio mereka dalam bentuk emas pada tahun ini, sebagai bentuk diversifikasi aset. Tunggu data ASAnalis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono bilang, memburuknya data manufaktur dari sejumlah negara sebagai penyebab utama naiknya harga emas. “Selanjutnya, pergerakan harga emas akan ditentukan rilis data nonfarm payrolls AS. Biasanya, jika indeks manufaktur buruk, nonfarm payrolls juga negatif,” kata dia.Menurutnya, jika rilis data nonfarm payrolls AS buruk, harga emas bisa naik lagi, meski tak signifikan. Harga emas tidak akan menembus level US$ 1.285 per ons troi. Sejak awal tahun, harga emas sudah tiga kali gagal menembus level harga tersebut. Sebaliknya, jika rilis data nonfarm payrolls positif, koreksi emas tidak terlalu dalam. "Emas tidak akan jatuh sampai ke level US$ 1.235 per ons troi," kata Suluh.Analis Monex Investindo Futures, Daru Wibisono melihat, laju emas mulai terhalang, karena sudah mencapai US$ 1.257 per ons troi. Secara teknikal pun, indikator moving average convergence divergence (MACD), stochastics, dan relative strength index (RSI) masih mengindikasikan harga emas akan tertekan.Prediksi Daru, dalam jangka pendek, harga emas bisa bergulir antara US$ 1.260-US$ 1.266 per ons troi. Adapun, Suluh menebak, di jangka menengah, harga emas bisa bergerak di kisaran US$ 1.235-US$ 1.285 per ons troi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Emas kembali jadi perburuan investor
JAKARTA. Pamor emas sebagai aset aman (safe haven) kembali bersinar. Kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan koreksi di pasar saham memicu laju harga emas sejak awal pekan ini.Tapi, kemarin, harga emas bergerak fluktuatif. Data Bloomberg menunjukkan, Selasa (4/2) pukul 16.45 WIB, harga emas untuk kontrak pengiriman April 2014 di Bursa Comex turun tipis 0,13% ke level US$ 1.258,30 per ons troi. Tapi, pada perdagangan siang, harganya sempat menyentuh US$ 1.260,70 per ons troi, atau naik 0,06% dibanding penutupan hari sebelumnya. Bahkan, jika dihitung sejak awal pekan ini, harga emas sudah melejit sebesar 1,4%.Harga emas di dalam negeri pun naik signifikan. Kemarin, harga emas batangan di Divisi Logam Mulia PT Antam Tbk naik Rp 8.000 per gram menjadi Rp 540.000 per gram.Pasar mulai mengoleksi emas sebagai aset aman di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham. Aksi jual yang terjadi di bursa saham negara berkembang sejak awal pekan ini dipicu data manufaktur China, AS dan Inggris. PMI manufaktur China per Januari dirilis pada level 51,3, melambat dibanding bulan sebelumnya, yakni mencapai 57. Sementara, indeks manufaktur Inggris per Januari hanya mencetak angka 56,7, lebih rendah dari bulan sebelumnya, yaitu 57,2. Direktur Riset Investasi World Gold Council, Juan Carlos Artigas menyebut, investor mungkin mengalokasikan 2%-10% dari portofolio mereka dalam bentuk emas pada tahun ini, sebagai bentuk diversifikasi aset. Tunggu data ASAnalis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono bilang, memburuknya data manufaktur dari sejumlah negara sebagai penyebab utama naiknya harga emas. “Selanjutnya, pergerakan harga emas akan ditentukan rilis data nonfarm payrolls AS. Biasanya, jika indeks manufaktur buruk, nonfarm payrolls juga negatif,” kata dia.Menurutnya, jika rilis data nonfarm payrolls AS buruk, harga emas bisa naik lagi, meski tak signifikan. Harga emas tidak akan menembus level US$ 1.285 per ons troi. Sejak awal tahun, harga emas sudah tiga kali gagal menembus level harga tersebut. Sebaliknya, jika rilis data nonfarm payrolls positif, koreksi emas tidak terlalu dalam. "Emas tidak akan jatuh sampai ke level US$ 1.235 per ons troi," kata Suluh.Analis Monex Investindo Futures, Daru Wibisono melihat, laju emas mulai terhalang, karena sudah mencapai US$ 1.257 per ons troi. Secara teknikal pun, indikator moving average convergence divergence (MACD), stochastics, dan relative strength index (RSI) masih mengindikasikan harga emas akan tertekan.Prediksi Daru, dalam jangka pendek, harga emas bisa bergulir antara US$ 1.260-US$ 1.266 per ons troi. Adapun, Suluh menebak, di jangka menengah, harga emas bisa bergerak di kisaran US$ 1.235-US$ 1.285 per ons troi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News