TOKYO. Harga emas masih melanjutkan rebound dari posisi terendahnya dalam 34 bulan terakhir pada pagi ini (1/7). Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 09.37 waktu Tokyo, harga kontrak emas untuk pengantaran Agustus reli 0,9% menjadi US$ 1.235 per troy ounce.Pergerakan harga emas hari ini akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya, perilisan data ekonomi global yang dirilis hari ini. Ambil contoh indeks Tankan yang dikeluarkan oleh bank sentral Jepang di mana sentimen manufaktur Jepang naik ke level 4 pada kuartal kedua, dari sebelumnya minus 8 pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, indeks manufaktur China diprediksi akan melambat. Sedangkan AS dijadwalkan akan merilis data produksi manufaktur yang diramal rebound pada Juni. "Data indeks Tankan yang lebih baik dari prediksi akan mendorong posisi dollar AS menjadi lebih tinggi dari yen. Namun data PMI China dan AS ISM akan jauh lebih penting bagi pasar," papar Khoon Goh, senior currency strategist at Australia & New Zealand Banking Group Ltd.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Emas masih melanjutkan reli di pasar Asia
TOKYO. Harga emas masih melanjutkan rebound dari posisi terendahnya dalam 34 bulan terakhir pada pagi ini (1/7). Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 09.37 waktu Tokyo, harga kontrak emas untuk pengantaran Agustus reli 0,9% menjadi US$ 1.235 per troy ounce.Pergerakan harga emas hari ini akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya, perilisan data ekonomi global yang dirilis hari ini. Ambil contoh indeks Tankan yang dikeluarkan oleh bank sentral Jepang di mana sentimen manufaktur Jepang naik ke level 4 pada kuartal kedua, dari sebelumnya minus 8 pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, indeks manufaktur China diprediksi akan melambat. Sedangkan AS dijadwalkan akan merilis data produksi manufaktur yang diramal rebound pada Juni. "Data indeks Tankan yang lebih baik dari prediksi akan mendorong posisi dollar AS menjadi lebih tinggi dari yen. Namun data PMI China dan AS ISM akan jauh lebih penting bagi pasar," papar Khoon Goh, senior currency strategist at Australia & New Zealand Banking Group Ltd.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News