Emas masih rawan jatuh



JAKARTA. Pamor emas sedikit meredup. Pekan ini, harga si kuning ini diperkirakan bakal melandai lantaran pelaku pasar fokus pada sinyal kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Memang, pada Jumat (21/3), emas untuk kontrak pengiriman April 2014 di Bursa Comex-AS naik tipis 0,41% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 1.336 per ons troi. Meski begitu, dalam sepekan terakhir, harganya anjlok 3,1%. Pada akhir pekan lalu (14/3), harga emas sempat bertengger di US$ 1.379 per ons troi. Ini posisi penutupan tertinggi selama tujuh bulan terakhir.

Harga emas di dalam negeri pun turun tajam. Dalam sepekan, harga emas batangan pecahan 1 gram di Divisi Logam Mulia, PT Antam Tbk terpangkas sebanyak Rp 12.000 per gram menjadi Rp 540.000.


Analis Monex Investindo Ariston Tjendra menilai, saat ini tidak ada isu penting yang bisa mendukung harga emas kembali naik. Adapun, koreksi harga yang terjadi pekan lalu karena bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan kenaikan suku bunga dan berlanjutnya program pemangkasan stimulus. "Akibatnya, pelaku pasar lebih memilih koleksi dollar," kata Ariston.

Phil Streible, broker komoditas di R.J. O’Brien & Associates, menilai, reli emas yang terjadi sebelum ini dipicu ketegangan antara Rusia dan negara Barat pascareferendum Crimea. Referendum ini menghasilkan keputusan, Crimea berpisah dari Ukraina, dan bergabung dengan Rusia.

Amerika berang sehingga menerapkan sanksi keuangan kepada pejabat dan pengusaha Rusia yang mendukung pisahnya Crimea dari Ukraina. "Tapi, reli emas mungkin bersifat sementara karena sentimen pasar telah bergeser pada isu kenaikan suku bunga AS," ujar Streible, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (21/3).

Rebound teknikal

Ariston menduga, sinyal kenaikan bunga The Fed masih akan menjadi fokus pelaku pasar, sehingga harga emas masih melandai pekan ini. Tonny Mariano, analis PT Harvest International Futures, sependapat, isu dari negeri Paman Sam masih akan menekan harga emas. Tapi, secara teknikal, kata dia, harga berada di atas moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Artinya, harga masih cenderung naik. Lalu, relative strength index (RSI) berada di level 52,88, juga masih cenderung naik.

Indikator lain, stochastic sudah di level 12,32, yang artinya sudah jenuh jual (oversold). Maka, Tonny menduga, pekan ini, ada peluang harga emas naik terbatas di kisaran US$ 1.320-US$ 1.543,5. Tapi, prediksi Ariston, emas rawan koreksi di range US$ 1.320-US$ 1.345 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie