Emas memasuki tren turun



JAKARTA. Harga emas terus menurun dalam tiga hari terakhir. Harga emas pengiriman Agustus di Nymex AS Rabu (27/6) turun 0,38% ke level US$ 1.568 per troi ons. Krisis Eropa dan keputusan The Fed yang melakukan operation twist di AS membuat harga emas terus merosot. Para analis menduga, hingga bulan depan bahkan sampai akhir tahun harga emas diprediksi terus menurun.

Penurunan harga emas juga disebabkan pasar lebih memilih dolar AS menempatkan aset. Rilis data ekonomi yang masih belum membaik membuat emas tak lagi menarik dijadikan lahan investasi.

Analis Askap Futures, Suluh Adil Wicsaksono mengatakan, sebenarnya emas sempat bangkit dua hari yang lalu ke level US$ 1.588. Namun, pernyataan kanselir Jerman Angela Merkel bahwa tidak akan memberikan utang membuat harga komoditas melemah.


Pasar saat ini juga sedang menunggu hasil pertemuan KTT Eropa. Suluh menduga jika hasil pertemuan tersebut positif harga emas bisa saja terangkat. Begitu juga sebaliknya.

Suluh menduga harga emas masih belum bisa terangkat dalam waktu dekat. Dia prediksi harga emas masih di level 1.500 dalam sepekan ini.

Sulit menanjak

Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra pun sepakat bahwa emas masih sulit untuk menanjak. Kalaupun menguat itu hanya bersifat sementara. Kekecewaan pasar akan keputusan AS melakukan operation twist masih membekas. Dan berpotensi terus menekan emas.

Suluh memprediksi, pekan ini emas masih akan menuju level terendah. Jika pekan lalu, harga emas sempat berada di US$ 1.562. Level tersebut akan kembali diuji.

Jim Stelllakis, Pendiri dan Direktur Penelitan Perusahaan Riset Technical Alpha di New York seperti dikutip Bloomberg mengatakan emas akan menguat setelah turun ke level US$ 1.522 - US$ 1.534 di September, Desember dan bulan lalu. Jika turun di bawah level tersebut maka harga bisa jatuh sampai US$ 1.300.

Liam Roberts Analis Teknikal FuturesTech.com Ltd di Billericay Inggris pun percaya bahwa level US$ 1.520 - US$ 1.535 harus dijaga. "Selama masih bertahan di atas itu, jangka menengah kita akan bullish. Jika kita mulai melanggar level bahwa mungkin akan bisa akan turun lagi ke US$ 1.449," ujar dia, seperti dikutip Bloomberg.

Sedangkan prediksi Ariston, harga emas masih berpotensi menurun bahkan hingga akhir tahun. Dia memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 1.400-an.

Stellakis mengungkapan bahwa uptrend harga emas yang terjadi sejak 2008 telah rusak. "Jika investor menghentikan pembelian emas maka tekanan harga emas membentuk harga ke US$ 1.300 - US$ 1.400," ujar dia.

"Kita mungkin akan melihat rekor tertinggi lagi tapi bukan tahun ini setidaknya setahun lagi," ujar Axel Rudolph, Analis Commerz Bank di London pada Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana