KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas di pasar spot terus melanjutkan penguatan usai sempat tertekan dalam beberapa hari terakhir. Hal ini didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Mengutip Bloomberg, Jumat (29/11), pukul 14.30 WIB, harga emas (XAUUSD) berada di level US$2.661 per ons troi. Emas spot terpantau menguat sekitar 0,89% dari posisi penutupan kemarin. ‘’Penurunan suku bunga biasanya berdampak positif pada harga emas karena menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa bunga, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi,’’ ujar Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha dalam riset, Jumat (29/11).
Andy melihat, probabilitas pasar terhadap pemangkasan suku bunga Amerikat Serikat (AS) oleh The Fed pada bulan Desember semakin menguat. Berdasarkan alat CME FedWatch, probabilitas keputusan tersebut telah meningkat menjadi 70% pada Kamis, naik dari kisaran sebelumnya di 55%-66%.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Jumat (29/11), Tapi Catat Penurunan Bulanan Terdalam 14 Bulan ‘’Pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin ini akan menjadi langkah yang mendukung penguatan harga emas karena semakin memperkuat daya tarik logam mulia ini sebagai lindung nilai inflasi,’’ sambungnya. Andy menambahkan, faktor lain yang mendukung penguatan emas adalah turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS). Penurunan ini terkait dengan melemahnya retorika seputar kebijakan tarif perdagangan. Dalam beberapa hari terakhir, Presiden terpilih Donald Trump melunakkan nada terkait ancaman pemberlakuan tarif 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada. Hal ini turut menenangkan pasar, meskipun ekspektasi inflasi AS yang tinggi tetap menjadi perhatian. Di lain sisi, optimisme terhadap emas juga menghadapi tantangan. Surutnya risiko geopolitik, khususnya setelah Israel dan Hizbullah menyepakati gencatan senjata selama 60 hari, dapat membatasi kenaikan harga emas. Meski demikian, para analis tetap skeptis terhadap keberlanjutan kesepakatan ini tanpa diikuti penyelesaian konflik di Gaza secara menyeluruh. Dalam konteks geopolitik, lanjut Andy, dinamika antara AS dan negara-negara tetangganya seperti Meksiko dan Kanada juga memberikan dampak tidak langsung terhadap emas.
Baca Juga: China Dapat Rezeki Nomplok, Temukan Cadangan Emas Bernilai US$83.000.000.000 Trump mengklaim telah mencapai kesepakatan penting dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Pardo terkait pengendalian migrasi dan penyelundupan narkoba. Langkah ini, meskipun belum sepenuhnya diimplementasikan, menciptakan sentimen stabilitas di pasar. Andy menegaskan bahwa volatilitas harga emas saat ini memberikan peluang besar bagi para
trader, tetapi tetap diperlukan kehati-hatian mengingat berbagai faktor yang memengaruhi pasar, termasuk keputusan The Fed, perkembangan geopolitik, dan pergerakan imbal hasil obligasi. Secara keseluruhan, emas diperkirakan tetap berada dalam tren
bullish selama sentimen pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed terus terjaga. Namun, pelaku pasar perlu waspada terhadap potensi pembalikan arah jika tekanan geopolitik atau faktor ekonomi lainnya memengaruhi pergerakan harga.
Andy menganalisis, tren
bullish emas kembali menguat berdasarkan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini. Dengan kondisi tersebut, XAU/USD diproyeksikan memiliki potensi naik hingga mencapai US$2.658. Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan mengalami reversal, maka target penurunan terdekat berada di US$2.622.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih