Emas menguat, tapi masih ada tekanan



JAKARTA. Harga emas perlahan-lahan naik kembali, setelah selama sepekan mengalami pelemahan tajam. Rilis data ekonomi yang negatif dari Eropa dan China serta masih adanya kekhawatiran mengenai kepastian penyelesaian pemotongan anggaran Amerika Serikat (AS) sedikit mendongkrak harga emas.

Harga emas untuk pengiriman April 2013 di Divisi Comex, New York Mercantile Exchange, Selasa (5/3) pukul 18.59 WIB, naik 0,65% menjadi US$ 1.582,60 per ons troi, dibandingkan harga hari sebelumnya. Akhir pekan lalu, harga emas terperosok ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir, di level US$ 1.572,30 per ons troi.

Data manufaktur China yang kurang memuaskan, serta kekhawatiran memburuknya kondisi fiskal AS mendorong harga yang sedikit naik awal pekan ini. Meski naik, pergerakan harga emas masih cenderung volatile.


Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, saat ini sebenarnya ada faktor pendorong bagus dari China yang bisa mendongkrak harga emas. Pembelian emas fisik di China meningkat tajam jika dibandingkan dengan permintaan negara lain. Harganya US$ 20 lebih tinggi dibanding harga emas dunia.

Tapi, tingginya permintaan China itu belum mampu mengerek harga emas. Sebab, saat yang bersamaan pelaku pasar juga masih menunggu dampak pemotongan anggaran AS yang berpotensi mengurangi PDB sampai 0,7%. "Pada saat seperti itu sulit bagi emas untuk naik lagi," kata Nizar.

Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pergerakan harga emas masih akan tertekan, meskipun saat ini menunjukkan penguatan. Kebijakan stimulus moneter yang cukup agresif dari The Fed ternyata belum ampuh mendongkrak harga emas. "Penguatan dollar AS masih menjadi biang pelemahan harga emas dengan indeks dollar AS kini berada di level 82,30, lebih tinggi dibanding pembukaan pekan lalu di 81,48," kata Ariston.

Sampai akhir pekan ini, Nizar memprediksi, harga emas akan mengalami koreksi terbatas, di kisaran US$ 1.550 – US$ 1.600 per ons troi. Sedangkan, Ariston menduga, emas masih akan mengalami fase konsolidasi sampai akhir pekan ini, dengan harga berada di kisaran US$ 1.564 – US$ 1.587 per ons troi.

Sementara itu, Frank Lesh dari FuturePath Trading LLC memprediksi, secara teknikal, harga emas akan terus melorot hingga menyentuh level US$ 1.100 pada 2014. "Jika harga emas turun di bawah harga level krusial yakni US$ 1.500, kita akan melihat penurunan yang signifikan," kata Lesh kepada Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati