Emas menjadi pendorong inflasi bulan Agustus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksi inflasi pada Agustus 2019 sebesar 0,15% (mom) atau 3,47% (yoy). Berdasarkan survei pemantauan harga sampai dengan minggu keempat bulan ini, inflasi masih dipengaruhi oleh cabai dan emas. 

Melihat kondisi global saat ini, harga emas terlihat masih stabil tinggi walau hingga Jumat (30/8) WIB terkoreksi tipis. Harga yang tinggi ini dipengaruhi oleh masih adanya kekhawatiran tentang ancaman resesi global, sehingga mendorong para investor untuk memborong aset safe haven.

Baca Juga: Perkembangan perang dagang mendominasi pergerakan rupiah sepekan ini 


Hal ini juga diungkapkan oleh Ekonom CORE Yusuf Rendy. Emas bisa menjadi faktor pendorong inflasi karena saat ini para pembeli emas tidak hanya menggunakannya sebagai alat mempercantik diri, tetapi juga menggunakannya sebagai alat investasi.

"Oleh karena itu, walau saat ini harga emas sedang tinggi, tetapi masyarakat mulai berpikir untuk berinvestasi emas, maka permintaannya juga masih tetap tinggi," kata Rendy saat dihubungi oleh Kontan.co.id pada Jumat (30/8).

Rendy lalu menambahkan bahwa investasi emas saat ini bisa biasa dilakukan dengan dua cara. Pertama, adalah dengan menggadaikan sementara dan yang kedua adalah dengan memegang emas secara utuh atau biasanya ini dilakukan dalam bentuk emas batangan.

Namun, menurutnya ada juga investor yang menyimpan emas sudah dalam bentuk perhiasan.

Baca Juga: BI: pergerakan nilai tukar hingga minggu keempat Agustus 2019 masih stabil 

Sebagai tambahan informasi, dilansir dari Kontan.co.id, harga emas spot turun. Hingga Jumat (30/8) pukul 15.44 WIB, harga emas dunia US$ 1.525,49 per ons troi atau terkoreksi 0,14% dibandingkan penutupan Kamis (29/8) yang berada di angka US$ 1.527,63 per ons troi. Sementara harga emas Antam  Rp 771.000 per gram

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli