Emas menuju penutupan di atas US$ 1.300



KONTAN.CO.ID - Harga komoditas emas mendekati penutupan pertama di atas US$ 1.300 per ons troi tahun ini. Sikap The Fed yang masih bungkam atas kebijakan moneter AS dalam pertemuan Jackson Hole memicu kekhawatiran investor, sehingga dollar tergerus dan meningkatkan permintaan emas.

Mengutip Bloomberg, Senin (28/8) pukul 16.46 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange menguat 0,34% ke level US$ 1.302,3 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Meski pergerakan harga sempat menyentuh US$ 1.306,9 tahun ini, namun emas belum pernah ditutup di atas US$ 1.300 sejak November 2016.

Sementara, indeks dollar AS pada akhir pekan lalu melemah 0,7%.


Harga emas telah menguat 13% sepanjang tahun ini, lantaran investor bertaruh The Fed akan sulit menindaklanjuti kenaikan suku bunga tambahan akibat lemahnya angka inflasi. Pada saat yang sama, permintaan emas juga dipicu kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sulit diprediksi. Ketegangan politik antara AS dan Korea Utara juga memberi dukungan tambahan pada laju logam mulia.

Pekan lalu, Bank of America Merrill Lynch menyatakan, harga emas bergerak pada jalur untuk menembus US$ 1.400 per ons troi awal tahun depan. Pendorongnya adalah suku bunga jangka menengah AS yang lebih rendah serta lambatnya kemajuan Presiden Trump untuk melaksanakan agendanya.

"Yellen dan Draghi tetap ambigu terkait strategi kebijakan moneter," kata Barnabas Gan, Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. di Singapura, seperti dikutip Bloomberg, Senin (28/8). Pernyataan Gan merujuk pada Gubernur The Fed, Janet Yellen dan mitranya dari Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi. "Hal tersebut memberi pelaku pasar alasan untuk mengangkat harga emas di tengah ketidakpastian kebijakan politik," imbuhnya.

Investor yang menanti indikasi pengetatan kebijakan The Fed pada pertemuan 24-26 Agustus lalu telah kecewa. Kebijakan moneter bukan fokus utama dan ketika hal tersebut didiskusikan, pesan dari The Fed dan ECB menekankan pada pendekatan bertahap untuk melepaskan stimulus di era darurat, seiring dengan membaiknya angka pertumbuhan.

Miliarder pengelola investasi, Ray Dalio mendukung emas bulan ini. Ia merekomendasikan investor untuk mempertimbangkan 55%-10% aset mereka di komoditas logam mulai tersebut. Dalio, yang mengelola Bridgewater Associates, menyebut risiko termasuk situasi Korea Utara serta kemungkinan Kongres gagal menaikkan plafon utang AS, sehingga dapat menyebabkan default teknis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini