Emas Perkuat Ekosistem Syariah, Fee Based Income BSI Tumbuh 34%



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat strategi bisnis berbasis ekosistem syariah untuk menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. 

Salah satu fokus utama adalah pengembangan layanan emas, yang kini menjadi pilar penting dalam ekosistem keuangan syariah BSI.

Sejak diresmikan Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025, layanan BSI Emas mencatat perkembangan signifikan. Hingga Juni 2025, akumulasi saldo emas nasabah sudah menembus 1 ton, dengan pertumbuhan saldo mencapai 110% year to date (YtD). 


Jumlah transaksi pembelian emas melalui aplikasi BYOND juga melonjak 191% YtD.

Baca Juga: Perbankan Genjot Fee Based Income Lewat Digitalisasi dan Ekosistem Baru

Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar, menjelaskan emas masih menjadi instrumen investasi favorit masyarakat karena sifatnya sebagai safe haven, mudah diakses, dan tahan terhadap inflasi. 

Untuk itu, BSI terus mengembangkan berbagai produk emas, mulai dari BSI Emas, Cicil Emas, Gadai Emas, hingga BSI Gold.

“Inovasi emas tidak hanya mendukung pembiayaan, tapi juga mendorong pertumbuhan fee based income (FBI). Hingga Juli 2025, FBI BSI tumbuh sekitar 34,33% year on year,” kata Wisnu dalam siaran pers, Rabu (10/9/2025).

 
BRIS Chart by TradingView

Pertumbuhan FBI tersebut ditopang tiga segmen utama: bisnis emas yang mencatat pertumbuhan lebih dari 60%, disusul treasury sekitar 30%, dan e-channel sebesar 20%.

Baca Juga: Fee Based Income BSI dari Bisnis Emas Melonjak 315% per Maret 2025, Ini Penyebabnya

Wisnu menambahkan, strategi pengembangan ekosistem syariah BSI bersifat menyeluruh, mulai dari pendanaan, pembiayaan, hingga transaksi. 

“Harapannya, close loop ecosystem ini akan menjadi sumber pertumbuhan FBI yang berkelanjutan. Kami bersyukur fokus pada bisnis yang tepat memberi dorongan kuat bagi kinerja perusahaan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TAG: