JAKARTA. Volume transaksi emas di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menunjukkan penurunan sejak dua bulan terakhir. Investor cenderung mengalihkan portofolio mereka ke instrumen lain saat pergerakan harga emas relatif datar (flat).Berdasarkan data BBJ, volume transaksi emas 5 gram, 100 gram dan 250 gram turun sejak bulan Maret hingga Mei 2014. Penurunan terbesar terjadi pada emas 5 gram yang turun sebanyak 89,87% selama dua bulan terakhir menjadi 8 lot. Pada periode yang sama, volume transaksi emas 100 gram turun 55,65% menjadi 1.788 lot.Berbeda dengan kontrak emas berjangka, volume transaksi gulir emas di BBJ justru naik (lihat tabel). Gulir emas merupakan kontrak berjangka tanpa settlement atau pengiriman barang fisik.Pada periode Maret-Mei 2014, harga emas bergerak turun. Mengutip Bloomberg, harga kontrak pengiriman emas bulan Agustus 2014 di Commodity Exchange pada 3 Maret 2014 sebesar US$ 1.350,90 per ons troi. Harganya turun 8,51% menjadi US$ 1.245 per ons troi pada 30 Mei 2014. Kemarin harga berada di US$ 1.255 per ons troi.Dollar AS dan sahamRicky Ferlianto, Kepala Divisi Pengembangan Usaha BBJ mengakui, minat investor terhadap emas agak memudar seiring harga emas yang cenderung flat diperkirakan masih turun. Investor mengalihkan portofolio ke instrumen investasi yang lebih menarik. "Ada peralihan dari emas ke mata uang asing seperti dollar Amerika Serikat (AS)," ujar Ricky, kepada KONTAN.Meski harga masih berpotensi turun, Ricky bilang, ada periode tertentu yang bisa mengangkat harga seperti perayaan Hari Raya di India dan China.Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, investor cenderung mengantisipasi penurunan emas ke level lebih rendah. Serangkaian data ekonomi, AS memberikan hasil positif. Hal ini mengurangi daya tarik emas. "Pamor emas juga meredup karena investor khawatir terhadap likuiditas pasca The Fed mengakhiri tapering dan berencana menaikkan suku bunga," jelas Firman.Saat ini, sambung Firman, investor beralih dari emas ke bursa saham yang cenderung naik dalam tiga bulan terakhir. Firman menyarankan investor menunggu harga emas mendekati US$ 1.200 per ons troi, baru masuk. Di harga itu, ada potensi kenaikan harga meski terbatas. Firman memprediksi, hingga akhir tahun, harga emas di US$ 1.200-US$ 1.300 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Emas pudar, transaksi di BBJ lesu
JAKARTA. Volume transaksi emas di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menunjukkan penurunan sejak dua bulan terakhir. Investor cenderung mengalihkan portofolio mereka ke instrumen lain saat pergerakan harga emas relatif datar (flat).Berdasarkan data BBJ, volume transaksi emas 5 gram, 100 gram dan 250 gram turun sejak bulan Maret hingga Mei 2014. Penurunan terbesar terjadi pada emas 5 gram yang turun sebanyak 89,87% selama dua bulan terakhir menjadi 8 lot. Pada periode yang sama, volume transaksi emas 100 gram turun 55,65% menjadi 1.788 lot.Berbeda dengan kontrak emas berjangka, volume transaksi gulir emas di BBJ justru naik (lihat tabel). Gulir emas merupakan kontrak berjangka tanpa settlement atau pengiriman barang fisik.Pada periode Maret-Mei 2014, harga emas bergerak turun. Mengutip Bloomberg, harga kontrak pengiriman emas bulan Agustus 2014 di Commodity Exchange pada 3 Maret 2014 sebesar US$ 1.350,90 per ons troi. Harganya turun 8,51% menjadi US$ 1.245 per ons troi pada 30 Mei 2014. Kemarin harga berada di US$ 1.255 per ons troi.Dollar AS dan sahamRicky Ferlianto, Kepala Divisi Pengembangan Usaha BBJ mengakui, minat investor terhadap emas agak memudar seiring harga emas yang cenderung flat diperkirakan masih turun. Investor mengalihkan portofolio ke instrumen investasi yang lebih menarik. "Ada peralihan dari emas ke mata uang asing seperti dollar Amerika Serikat (AS)," ujar Ricky, kepada KONTAN.Meski harga masih berpotensi turun, Ricky bilang, ada periode tertentu yang bisa mengangkat harga seperti perayaan Hari Raya di India dan China.Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, investor cenderung mengantisipasi penurunan emas ke level lebih rendah. Serangkaian data ekonomi, AS memberikan hasil positif. Hal ini mengurangi daya tarik emas. "Pamor emas juga meredup karena investor khawatir terhadap likuiditas pasca The Fed mengakhiri tapering dan berencana menaikkan suku bunga," jelas Firman.Saat ini, sambung Firman, investor beralih dari emas ke bursa saham yang cenderung naik dalam tiga bulan terakhir. Firman menyarankan investor menunggu harga emas mendekati US$ 1.200 per ons troi, baru masuk. Di harga itu, ada potensi kenaikan harga meski terbatas. Firman memprediksi, hingga akhir tahun, harga emas di US$ 1.200-US$ 1.300 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News