Emas pun Melorot Ikuti Jejak Minyak Dunia



SINGAPURA. Harga emas kembali melorot. Salah satu pemicunya adalah penurunan harga minyak yang pada akhirnya semakin memudarkan pesona logam mulia sebagai alat lindung nilai inflasi. Emas terus saja melorot meskipun resesi perekonomian AS saat ini menekan nilai dolar terhadap euro. Pada pukul 10.40 waktu Singapura, harga emas untuk pengantaran cepat melorot 0,4% menjadi US$ 844,35 per troy ounce. Padahal kemarin, harga emas sempat naik 1,2%. Sementara itu, emas untuk pengantaran bulan Februari turun 0,4% menjadi US$ 844,67 per troy ounce di New York Mercantile Exchange. “Jatuhnya harga minyak akan terus menyeret kejatuhan harga emas. Apa yang kita lihat saat ini adalah adanya faktor yang saling bertentangan. Pelemahan dolar membantu harga emas, sementara turunnya harga minyak malah memperburuk harga emas,” kata Mark Pervan, senior commodity strategist di ANZ Banking Group Ltd di Melbourne. Sepanjang bulan ini, emas sudah mengalami peningkatan sebesar 10% seiring melemahnya dolar dan turunnya harga logam, tembaga dan alumunium. Emas sempat bertengger di level tertinggi pada bulan Maret sebesar US$ 1.032,70 per troy ounce. “Emas sepertinya hanya akan naik sedikit pada periode liburan natal. Terdapat beberapa indikator yang mendorong adanya aksi profit taking sebelum liburan usai,” jelas Jonathan Barratt, managing director Commodity Broking Services di Sydney. Tambahan saja, hari ini, harga minyak dunia untuk pengantaran bulan Februari melorot 1,5% menjadi US$ 39,31 per barel setelah sempat terjun bebas sebesar 5,8% kemarin.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie