Emas Sentuh Level Tertinggi ke US$ 1.909,54 Per Ons Troi di Pagi Ini (22/2)



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas mencapai level tertinggi hampir sembilan bulan pada perdagangan hari ini. Katalis utama datang setelah Rusia memerintahkan pasukan militer ke wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, yang menyebabkan meningkatkan permintaan untuk logam safe haven.

Selasa (22/2) pukul 08.20 WIB, harga emas spot naik 0,2% ke US$ 1.909,54 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi sejak 1 Juni di US$ 1.913,89 per ons troi sebelumnya.

Serupa, harga emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman April 2022 melonjak 0,7% ke US$ 1.913,60 per ons troi.


Sentimen utama bagi emas datang setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka pada hari Senin.  

Selanjutnya, Putin memerintahkan Angkatan Darat Rusia untuk meluncurkan, apa yang disebut Moskow sebagai operasi penjaga perdamaian, ke wilayah Luhansk dan Donetsk, yang berada di Ukraina Timur. Ini mempercepat krisis yang dikhawatirkan negara Barat dapat memicu perang besar.

Baca Juga: Aset Safe Haven Melonjak, Bursa Saham Merosot Terdampak Deklarasi Rusia di Ukraina

Dampak dari pernyataan Rusia tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani perintah eksekutif untuk melarang perdagangan dan investasi antara individu AS dan dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, kata Gedung Putih.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor acuan 10 tahun tergelincir, di belakang krisis Ukraina dan taruhan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS, menjauh dari puncak lebih dari dua tahun yang dicapai minggu lalu.

Di sisi lain, Pejabat Federal Reserve setuju bahwa dengan inflasi yang memperketat cengkeramannya pada ekonomi dan lapangan kerja yang kuat, sudah waktunya untuk menaikkan suku bunga, tetapi juga bahwa keputusan apa pun akan bergantung pada analisis inflasi pertemuan demi pertemuan dan data lainnya.

Sementara emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik, kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Editor: Anna Suci Perwitasari