KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sempat menembus level US$ 1.300 per ons troi, tetapi tren penguatan harga emas tak bertahan lama. Kini, komoditas logam mulia itu justru kembali bergerak di kisaran US$ 1.200 per ons troi.

Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada Desember dan rencana penerapan reformasi pajak Amerika Serikat (AS) sulit membuat emas kembali menyentuh level US$ 1.300 per ons troi.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, sentimen kenaikan suku bunga dan rencana reformasi pajak Presiden Donald Trump cukup membebani laju harga emas. Menurutnya, sampai akhir tahun 2017, emas hanya akan bertengger di kisaran US$ 1.200 per ons troi.

“Kuncinya sebenarnya di The Fed, semakin hawkish, maka harga emas semakin turun,” ujarnya, Senin (9/10).

Meski begitu, ia melihat penurunan harga emas tidak tajam karena rencana pergantian ketua The Fed. Jerome H. Powell yang disebut-sebut akan menggantikan posisi Janet Yellen diperkirakan bisa sedikit meredam ekpektasi kenaikan suku bunga AS. Pria yang saat ini sudah masuk jajaran petinggi Bank Sentral AS itu memang terkenal kerap melontarkan pernyataan dovish.

Walaupun sebentar lagi akan dilangsungkan perayaan Diwali di India, tetapi Faisyal menilai, hal tersebut masih belum mampu mengembalikan tren bullish emas. Menurutnya, tak seperti komoditas lainnya, peningkatan permintaan fisik emas belum mampu mempengaruhi harga di pasar global. Apalagi menjelang Diwali, permintaan fisik emas hanya akan meningkat selama kurang lebih 2 pekan sebelumnya.

“Bisa dibilang emas fisik hanya sedikit mempengaruhi harga global,” imbuhnya.

Besok (10/10), harga emas diperkirakan akan bergerak pada kisaran US$ 1.260-US$ 1.295 per ons troi. Sedangkan sepekan bergulir di kisaran US$ 1.250-US$ 1.300 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini