Emas sulit menuju level tertinggi baru



JAKARTA. Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) menghambat laju emas. Selama tiga hari terakhir, emas tertahan di bawah US$ 1.700 per troi ons. Para analis memproyeksikan, emas kesulitan mencapai kisaran US$ 1.800 di akhir tahun.

Kontrak pengiriman emas untuk Desember 2012, di Comex Nymex, Selasa (6/11) pukul 16.00 WIB, senilai US$ 1.686,70 per ons troi. Harga tersebut menguat 0,2% dari hari sebelumnya.

James Steel, Analis HSBC Securities Inc di AS, seperti dikutip Bloomberg, mengatakan, tren emas dalam jangka pendek memang terpengaruh pemilihan presiden AS. “Kemenangan Romney akan mendorong tingkat bunga naik. Sebaliknya, jika Obama terpilih kembali, maka tingkat bunga cenderung turun," papar dia. Biasanya, tingkat bunga yang rendah, cenderung mengungkit harga emas.


Menurut Ariana Nur Akbar, Analis Monex Investindo Futures, pasar berspekulasi Barack Obama mampu mengungguli Mitt Romney. Jika ramalan itu terjadi, kebijakan Federal Reserves membeli obligasi pemerintah akan berlanjut, hingga mendorong pelaku pasar untuk berpaling ke aset berisiko, termasuk kontrak emas.

Sulit naik

Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures, mengatakan, emas masih sulit menguat. Ia merujuk ke indikator teknikal yang mengeluarkan sinyal bearish. Moving average (MA) di bawah 25 dan moving average convergence divergence (MACD) di area negatif. Itu berarti sinyal downtrend. Relative strength index (RSI) di 35. Stochastic di 12, mengindikasikan tren bearish.

Prediksi Nizar, sampai akhir pekan ini, emas bergerak di US$ 1.650 - US$ 1.765 per ons troi. Perhitungan Ariana, harga emas antara US$ 1.709,30 hingga US$ 1.780 per ons troi.

Sampai akhir tahun, kedua analis ini, pesimistis harga emas mencapai US$ 1.800 per ons troi. Mereka beralasan, terlalu banyak ketidakpastian yang membuat pasar ragu-ragu dalam bergerak. Ariana memprediksikan emas hanya US$ 1.780 per ons troi.

Nizar memasang, target harga emas di akhir tahun adalah US$ 1.750. Alasan dia, sampai saat ini, belum ada sinyal perbaikan ekonomi di zona euro, terutama Yunani. Syarat Yunani mendapat bailout, yaitu mengetatkan anggaran belanja ternyata mendapat penolakan dari kubu oposisi. Situasi itu menipiskan harapan pemulihan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana