Emas tembus US$ 1.400 per ons troi



JAKARTA. Harga emas di pasar spot sempat kembali menembus US$ 1.400 per ons troi. Data penjualan rumah baru di Amerika Serikat (AS) di bulan Juli yang negatif, memicu spekulasi The Fed belum akan mengurangi stimulus moneter di tahun ini. Sentimen itu menjadi salah satu pendorong penguatan harga emas.

Harga emas untuk kontrak pengiriman Desember 2013 di  Commodity Exchange (Comex), Selasa (26/8) pada perdagangan intraday, sempat mencapai level tertinggi di level US$ 1.407 per ons troi. Level ini tertinggi sejak awal Juni lalu. Namun penguatan tidak berlangsung lama. Pada sesi perdagangan sore pukul 18.55 WIB, harga emas kembali melemah 0,07% menjadi US$ 1.394,80 per ons troi dibanding sehari sebelumnya.

Rilis data ekonomi terbaru dari AS menunjukkan tingkat penjualan rumah baru di Juli jatuh 13,4% dibanding Juni. Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, kejatuhan angka penjualan rumah baru ke level terendah sejak Oktober 2012 itu membuat pergerakan pergerakan dollar AS melemah dan membuat harga emas lantas menguat.


Namun, karena pada saat bersamaan emas mendapatkan tekanan dari aksi jual yang dilakukan oleh pasar setelah harga menembus US$ 1.400 per ons troi, penguatan harga emas yang terjadi tidak berlangsung lama. Emas akhirnya hanya bergerak di kisaran US$ 1.390 per ons troi. "Pemicu kenaikan juga disebabkan aksi tunggu pasar terhadap rilis data core durable goods order AS yang rilis tadi malam," kata Ariston.

Melanjutkan kenaikan

Ariston memprediksi, emas masih punya potensi menguat ke level US$ 1.420 per ons troi. Tapi, emas harus lebih dulu mampu menembus resistance US$ 1.408 per ons troi. "Namun jika harga tidak mampu bertahan di level US$ 1.388 per ons troi, emas bisa terkoreksi hingga ke area US$ 1.370 per ons troi," kata dia.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures menambahkan, dalam kondisi ini investor harus lebih berhat-hati. Untuk investor di pasar spot, agar melakukan aksi beli dalam jumlah terbatas dan waspada dengan kemungkinan profit taking.

Secara teknikal, Ariston mengatakan harga emas masih bisa naik. Stochastic sudah berada di area jenuh beli dan relative strength index (RSI) yang berada di level 68 dan hampir mendekati area jenuh beli.Namun, hingga akhir tahun harga emas masih sulit diprediksi. "Semua tergantung hasil keputusan The Fed soal kebijakan stimulus moneter mereka," ujar Ariston.

Ariston menghitung, kalau pengurangan stimulus dilakukan bertahap, emas berpotensi melemah ke kisaran US$ 1.300 per ons troi. Tapi jika dilakukan besar- besaran, harga bisa jatuh lebih dalam lagi.

Prediksi Suluh, sepekan ke depan harga emas akan menguat di kisaran US$ 1.380- US$ 1.415 per ons troi. Adapun, proyeksi Ariston, sepekan ke depan harga emas di US$ 1.365-US$ 1.420 per ons troi. Sampai akhir tahun, Sulu memprediksi harga emas dunia akan bergerak di kisaran harga US$ 1.385-US$ 1.400 per ons troi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini