Emas tergelincir dari level tertinggi setahun



KONTAN.CO.ID - Emas turun dari level tertinggi setahun di pasar Amerika, Rabu (5/9). Pamor emas melandai setelah muncul rencana plafon utang baru pemerintah AS.

Mengutip CBNC, emas spot turun 0,39 sen menjadi US$ 1.333,20 per troi ons.

Emas berjangka untuk pengiriman Desember di Comex-AS juga ditutup melemah 0,41% ke level US$ 1.339 per troi ons. Padahal, sesi sebelumnya, emas mencetak rekor tertinggi setahun di US$ 1.344,5. Di pasar Asia, Kamis (7/9), emas berjangka lanjut melemah ke level US$ 1.338,1 per troi ons pukul 07.44 WIB.


Harga logam mulia tergerus setelah pimpinan puncak Partai Demokrat mengatakan Presiden Donald Trump mendukung gagasan mereka untuk menyatukan bantuan Badai Harvey dengan kenaikan plafon utang jangka pendek dan pendanaan pemerintah.

Pimpinan Senat Minoritas Chuck Schumer  dan Nancy Pelosi menyebut bahwa mereka siap mendukung kenaikan batas utang tiga bulan dan pengeluaran pemerintah. Meski demikian, Ketua DPR Paul Ryan dari Partai Republik, mengatakan usulan Demokrat itu konyol dan tidak dapat dijalankan.

Pekan lalu  Standard & Poor's menyatakan, jika kesepakatan plafon utang tidak tercapai dapat menyebabkan penutupan pemerintah. Namun, pernyataan dua pejabat Demokrat itu meredam kekhawatiran, sehingga pasar lebih optimistis kesepakatan akan tercapai. Imbasnya, pasar saham menguat, dan laju emas sebagai safe haven tersendat.

Sebelumnya, ketegangan geopolitik AS-Korea Utara dan kekhawatiran terhadap kesepakatan plafon utang telah mendongkrak harga emas.  

Meski terkoreksi, analis NTL FCStine Edward Meir menyebut emas masih berpotensi bullish. Pasalnya, ada ancaman Korut bakal kembali menguji coba nuklir pada 9 September mendatang, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Korut.

"Emas kemungkinan akan bergerak lebih tinggi sepanjang September, didukung melemahnya dollar dan ketegangan di Korea Utara. Goncangan lebih lanjut di pasar saham AS dapat memberikan dukungan bagi emas ke arah target US$ 1.390 ," katanya seperti dilansir CNBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini