CHICAGO. Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena pasar ekuitas AS menyentuh level tertingginya. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun US$ 13, atau 1,07 %, menjadi menetap di US$ 1.197,80 per ons troi. Penguatan dalam Dow Jones Industrial Average AS (DJIA) memberikan tekanan ekstensif terhadap emas, karena DJIA melewati level resistensi psikologis 20.000 poin, untuk pertama kalinya dalam sejarah bahwa ukuran tersebut telah melebihi 20.000 poin.
Para analis mencatat bahwa penguatan ini dalam ekuitas berpotensi sebagai reaksi terhadap pemotongan pajak dan kebijakan pro-bisnis yang diantisipasi dari Presiden AS Donald Trump. Mereka mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun. Namun, emas dicegah dari kejatuhan lebih lanjut ketikan indeks dollar AS turun 0,21 % menjadi 100,06 pada pukul 18.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor. Pedagang juga sedang menunggu laporan perdagangan internasional dalam barang dan laporan klaim pengangguran mingguan pada Kamis, serta pesanan barang tahan lama dan laporan produk domestik bruto pada Jumat (27/1).