JAKARTA. Setelah mencapai harga tertinggi dari awal 2012, harga emas untuk kontrak bulan Desember, kembali turun dalam dua hari berturut-turut. Dari posisi tertinggi Senin (1/10) US$ 1.783,3 per ounce, emas meluncur ke US$ 1.773,8 per ounce per 3 Oktober. Analis komoditas, Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra berujar awalnya, lonjakan harga emas diakibatkan merosotnya nilai dollar AS terhadap beberapa mata uang mayoritas lainnya. Pemicunya The Fed, pemegang otoritas moneter Amerika Serikat (AS) memutuskan memberikan stimulus lanjutan dengan gelontoran dana lewat Quantitative Easing tahap III (QE3). Namun, harga emas kembali koreksi setelah Spanyol memastikan tidak akan mengajukan dana bailout dari Uni Eropa pekan ini. "Kabar iniĀ menahan laju penguatan risk instrument termasuk emas," kata Ariston kepada KONTAN, Rabu (3/10). Sedangkan analis Philips Future, Juni Sutikno melihat koreksi emas dalam dua hari hanya koreksi teknikal setelah break high atau menembus level tertingginya. Yang berarti para penggenggam emas melakukan aksi profit taking. Saat ini investor lebih memilih wait and see sembari menunggu rilis data nonfarm payrolls AS yang berkorelasi searah dengan harga emas. "Jika data dirilis baik, ada potensi bullish," ungkapnya.
Emas terkoreksi, saatnya beli atau tahan?
JAKARTA. Setelah mencapai harga tertinggi dari awal 2012, harga emas untuk kontrak bulan Desember, kembali turun dalam dua hari berturut-turut. Dari posisi tertinggi Senin (1/10) US$ 1.783,3 per ounce, emas meluncur ke US$ 1.773,8 per ounce per 3 Oktober. Analis komoditas, Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra berujar awalnya, lonjakan harga emas diakibatkan merosotnya nilai dollar AS terhadap beberapa mata uang mayoritas lainnya. Pemicunya The Fed, pemegang otoritas moneter Amerika Serikat (AS) memutuskan memberikan stimulus lanjutan dengan gelontoran dana lewat Quantitative Easing tahap III (QE3). Namun, harga emas kembali koreksi setelah Spanyol memastikan tidak akan mengajukan dana bailout dari Uni Eropa pekan ini. "Kabar iniĀ menahan laju penguatan risk instrument termasuk emas," kata Ariston kepada KONTAN, Rabu (3/10). Sedangkan analis Philips Future, Juni Sutikno melihat koreksi emas dalam dua hari hanya koreksi teknikal setelah break high atau menembus level tertingginya. Yang berarti para penggenggam emas melakukan aksi profit taking. Saat ini investor lebih memilih wait and see sembari menunggu rilis data nonfarm payrolls AS yang berkorelasi searah dengan harga emas. "Jika data dirilis baik, ada potensi bullish," ungkapnya.