Emas tumbang ke posisi termurah 7 bulan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Emas tumbang ke level terendah tujuh pekan di pasar Amerika Serikat, Selasa (3/10). Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed mendongkrak dollar AS dan yield obligasi, sehingga memudarkan pamor logam mulia.

Mengutip CNBC, emas spot sempat menyentuh US$ 1.267,76, level terendah sejak 15 Agustus pada Selasa. Meski kemudian rebound 0,21% menjadi US$ 1.273,40 per troi ons.

Sementara, harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di Comex-AS ditutup turun 0,09% ke level US$ 1.274,70 per troi ons. Sementara, di pasar elektronik Asia, Rabu (4/10), emas menguat tipis ke level US$ 1.275,6 per troi ons pukul 07.17 WIB.


Logam mulia melemah setelah data ekonomi AS yang solid memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga di sisa tahun ini. Ekspektasi tersebut mengerek imbal hasil US Treasury dan dolar AS. Dollar yang kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil obligasi yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas.

Indikator Fedwatch CME menunjukkan peluang kenaikan suku bunga The Fed pada Desember kini mencapai 77%, setelah data Senin menunjukkan lonjakan aktivitas manufaktur AS. Prospek pertumbuhan global yang positif mendorong investasi pada aset berisiko. Pasar saham bahkan mencetak rekor tertinggi.

"Faktor-faktor yang mendorong emas menuju US$ 1.360 pada awal September sekarang berbalik arah," kata Julius Baer, Analis Carsten Menke seperti dilansir CNBC.

"Dollar AS dan imbal hasil telah pulih dari posisi terendah baru-baru ini dan sepertinya posisi di pasar berjangka emas agak berbalik," imbuhnya.

Menke memperkirakan penguatan dollar dan normalisasi posisi spekulatif  mendorong emas mencapai US$ 1.200 per troi ons pada akhir tahun.

Di sisi teknikal, rata-rata pergerakan emas selama 100 hari di US$ 1.272. "Angka ini akan menjadi kunci hari ini untuk membatasi penurunan lebih lanjut," kata Sam Laughlin, Trader MKS PAMP Sam dalam sebuah catatan.

"Jika emas terus diperdagangkan lebih rendah, target berikutnya adalah moving average (MA) 200 hari dan level psikologis sekitar US$ 1.250," proyeksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini