Emas turun 8% sepanjang November



JAKARTA. Harga emas terus meluncur di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Sepanjang bulan November, emas turun paling dalam sejak 2013.

Mengutip Bloomberg, Kamis (1/12) pukul 16.20 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,13% ke level US$ 1.172,3 per ons troi sekaligus level terendah sejak Februari lalu. Selama bulan November emas meluncur hingga 8%, penurunan bulanan terbesar sejak tahun 2013.

Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka mengatakan, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed menjadi penggerus utama harga emas. Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump untuk menggenjot anggaran infrastruktur menimbulkan harapan kenaikan tingkat inflasi. Dengan demikian, The Fed memiliki ruang lebih lebar untuk kebijakan yang lebih ketat.


Hal ini juga seiring dengan hasil catatan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan lalu, dimana pejabat The Fed sepakat menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Lalu, didukung pula dengan data - data ekonomi AS yang konsisten membaik.

Rabu (30/11) AS merilis data tenaga kerja swasta yakni ADP Non-Farm Employment Change bulan November dengan hasil naik 216.000 atau lebih besar dari bulan sebelumnya 119.000. Selanjutnya, pelaku pasar menanti data tenaga kerja resmi dari pemerintah yang akan dirilis akhir pekan ini.

Data Non Farm Payroll (NFP) bulan November diperkirakan naik 165.000, lebih besar dari sebelumnya 161.000. Tingkat pengangguran diprediksi tetap di level 4,9% sementara tingkat upah turun ke level 0,2% dari sebelumnya 0,4%.

Nanang memperkirakan, harga emas akan terus menemui tekanan hingga pertemuan The Fed tanggal 15 Desember mendatang. Apalagi, jika data NFP AS menunjukkan hasil memuaskan. Data tersebut menjadi salah satu pertimbangan The Fed dalam mengambil kebijakan suku bunga.

Yang masih dinanti pasar adalah berapa kisaran kenaikan suku bunga AS. Sementara kenaikan sebesar 25 basis poin kemungkinan sudah dapat diantisipasi pasar. "Tetapi ada rumor bahwa The Fed akan memberi kejutan dengan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin," kata Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto