Harga Emas Turun dari Level Tertinggi Karena Kejutan Inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas stabil pada hari Rabu setelah mencatat penurunan terbesar dalam sebulan di hari sebelumnya. Tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin menunda penurunan suku bunga menjadi setelah bulan Juni.

Rabu (13/3) pukul 17.05 WIB, harga emas spot naik tipis 0,03% ke US$ 2.158,94 per ons troi. Harga emas berusaha bangkit setelah kemarin anjlok 1,12% dari level penutupan tertinggi sepanjang masa di US$ 2.182,75 per ons troi yang tercapai Senin (11/3).

Sedangkan harga emas kontrak April 2024 di Commodity Exchange turun 0,13% ke US$ 2.163,30 per ons troi. Harga emas berjangka AS ini turun dalam dua hari perdagangan setelah menyentuh level tertinggi di US$ 2.188,60 per ons troi pada Senin pekan ini.


"Penurunan harga emas terbaru terjadi karena semuanya kembali ke data inflasi, yang mempengaruhi pengambilan keputusan The Fed AS," kata Michael Langford, kepala investasi di Scorpion Minerals Ltd kepada Reuters.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Rabu 13 Maret 2024, Cek Daftarnya di Sini

Langford memperkirakan koreksi yang sehat hingga sekitar 10% pada harga emas mulai saat ini.

Emas batangan turun 1,1% pada hari Selasa, setelah data menunjukkan harga konsumen AS meningkat dengan kuat di bulan Februari. Laju inflasi berada di atas perkiraan dan menunjukkan inflasi yang kaku. Ini merupakan penurunan satu hari terburuk bagi emas sejak 13 Februari, ketika data menunjukkan harga konsumen juga meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Januari.

Para pelaku pasar sedikit menurunkan harapan mereka untuk penurunan suku bunga di bulan Juni. Kini, aplikasi probabilitas suku bunga LSEG memperkirakan peluang sebesar 67% penurunan suku bunga acuan pada bulan Juni, turun dari 72% pada hari Selasa sebelum data tersebut dirilis.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok, Pembeli 1,5 Tahun Masih Cuan 14,95%

"Ada kelebihan jumlah uang dalam sistem dan ada aliran dana ke komoditas, sehingga logam dasar dan emas tetap didukung sejauh ini," kata Langford.

Rilis data inflasi AS mendorong imbal hasil Treasury AS dan dolar lebih tinggi. Imbal hasil Treasury 10-tahun mendapat dorongan ekstra setelah lemahnya permintaan pada lelang obligasi acuan senilai US$ 39 miliar.

Sementara itu, pasar juga terus mewaspadai serangan terhadap infrastruktur energi Rusia dari Ukraina, yang mendorong Presiden Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa mereka siap menghadapi perang nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati