Emerging market akan guncang daftar Fortune 500



NEW YORK. McKinsey Global Institute merilis hasil riset yang cukup mengejutkan pada Selasa, 1 Oktober 2013 lalu. Menurut McKinsey, dalam kurun waktu satu dekade dari sekarang, nama sejumlah perusahaan industri besar global kemungkinan adalah perusahaan yang namanya tidak pernah terdengar, atau bahkan berasal dari kota yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Dalam laporan tersebut dijabarkan, pada tahun 2025 mendatang, perusahaan-perusahaan yang berasal dari emerging market akan menguasai 45% lebih peringkat Fortune Global 500. Angka tersebut naik dari posisi saat ini yang hanya sebesar 26%. Asal tahu saja, Fortune Global 500 merupakan rangking tahunan dari 500 top dunia yang diukur berdasarkan pendapatan. Saat ini, perusahaan energi China Sinopec, China National Petroelum, State Grid, dan Samsung Electronic merupakan empat perusahaan top emerging market yang menduduki posisi 5, 6, 7, dan 20. "Selain perusahaan Jepang dan  Korea Selatan, pemain baru  emerging market yang patut diperhitungkan berasal dari China yaitu Huawei, Embraer dari Brazil, dan Aditya Birla Group dari India. Selain itu, ada banyak lagi lainnya yang akan menyusul," jelas McKinsey.McKinsey menjelaskan, saat ini, dari 8.000 perusahaan global yang mampu menghasilkan pendapatan sebesar US$ 1 miliar atau lebih, tiga dari empat perusahaan berasal dari negara maju (developed markets). Meski demikian, McKinsey memprediksi, bakal ada 7.000 perusahaan akan tumbuh besar dalam sepuluh tahun ke depan. Nah, 70% di antaranya akan berbasis di emerging markets. Adanya tren kenaikan urbanisasi dan pertumbuhan pendapatan di emerging market, lanjut McKinsey, akan mendorong lebih banyak perusahaan yang mencapai pendapatan di atas US$ 1 miliar.  


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie