Emerging market kembali bersinar!



SINGAPURA. Banyak hal yang berubah dalam kurun waktu beberapa bulan saja. Tengok kondisi pasar saham emerging market. Setelah menjadi aset yang paling dihindari pada tahun lalu, saat ini, pesona emerging market sudah kembali lagi. Kondisi ini dapat dilihat dari indeks acuan MSCI Emerging Market yang sudah mendaki 7% sejak Februari lalu. Sebagai perbandingan, indeks S&P 500 hanya naik 5,8% pada periode yang sama. Mark Yusko, CEO Morgan Creek Capital Management percaya, bersinarnya kembali emerging market dipicu oleh upaya pemerintah setempat untuk memperbaiki keseimbangan perekonomian mereka. Kondisi ini yang lantas mengembalikan lagi antusiasme investor terhadap aset-aset emerging. "Tahun lalu, pelaku pasar melepas aset-aset emerging. Tapi saya rasa, emerging market akan menjadi salah satu pasar dengan performa yang kuat pada tahun ini, khususnya negara-negara yang termasuk dalam Fragile Five," jelasnya. Lima negara yang dimaksud antara lain India, Indonesia, Brazil, Turki, dan Afrika Selatan. Kelima negara ini mengalami pukulan yang cukup keras pada tahun lalu. Yusko juga mengatakan, India dapat menjadi salah satu negara yang penuh "kejutan" di 2014 mengingat lompatan yang terjadi di pasar saham dan penguatan rupe sejak posisi Gubernur Bank Sentral India dijabat oleh Raghuram Rajan sejak September 2013.Catatan saja, indeks Sensex sudah naik 6% year to date. Sedangkan rupe sudah menguat lebih dari 3% terhadap dollar AS pada periode yang sama. Hal senada juga diungkapkan oleh Jack Bouroudjian, chief investment officer Index Financial Partners. "Saya rasa emerging market mulai rebound saat ini. Fakta bahwa the Federal Reserve mulai mengungkapkan langkah tapering pada tahun lalu menyebabkan penurunan yang cukup dalam di emerging market," jelas Bouroudjian. Bouroudjian melanjutkan, sejak the Fed mulai melakukan tapering, kondisi di emerging market berangsur-angsur mulai pulih. "Dapat ditebak ke mana uang mengalir. Saya rasa, dalam setahun, kondisi emerging market akan cerah sekali," katanya.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie