Emisi obligasi korporat kian marak



JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan gencar mencari pendanaan di pasar modal, khususnya melalui penerbitan obligasi. Sampai saat ini sudah ada 11 perusahaan sektor jasa yang mengantongi izin efektif penerbitan obligasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Nilai totalnya mencapai Rp 12,51 triliun.

Presiden Direktur Standard Chartered Securities Indonesia Indrawati Darmawan mengatakan, industri perbankan dan pembiayaan setiap tahunnya membutuhkan tambahan dana sekitar 20%-30% untuk pengembangan usaha. Penerbitan obligasi pun menjadi alternatif sumber dana.

Apalagi pasar obligasi Indonesia cukup likuid. "Selain investor dalam negeri, asing juga masuk ke Indonesia," ujar Indrawati, Selasa (24/5).


Buka cabang

Bapepam-LK saat ini juga tengah memproses penerbitan izin efektif dari 13 perusahaan sektor jasa yang berencana menerbitkan obligasi tahun ini. Total nilai emisinya mencapai Rp 9,8 triliun.

Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT MNC Securities. BNLI berencana menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) senilai Rp 1 triliun. Bank ini menawarkan kupon 10,25%-11,25%.

Direktur Keuangan BNLI Giridhar S. Varadachari berharap penerbitan subdebt tersebut ini bisa mempertahankan rasio kecukupan modal di kisaran 14%. Bank itu menargetkan bisa membukukan nilai kredit di akhir 2011 tumbuh 20% daripada tahun lalu.

Sementara MNC Securities akan menerbitkan obligasi MNC Securities II sebanyak Rp 300 miliar. Obligasi ini dibagi dalam dua seri. Perusahaan milik Hary Tanoe tersebut mematok kupon untuk seri A yang bertenor 3 tahun sebesar 11,75%-12,5%. Sedang seri B yang bertenor 5 tahun kuponnya 12,5%-13,25%.

Presiden Direktur MNC Securities Wito Mailoa mengatakan, 95% dana penerbitan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja, yakni untuk margin trading dan investasi portofolio. "Sisanya kami gunakan untuk pengembangan kantor cabang," ujar dia.

MNC Securities saat ini memiliki 16 kantor cabang serta menargetkan pembukaan antara 7-10 cabang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini