Emisi ORI012 bisa turun terpangkas sukuk ritel



JAKARTA. Penerbitan sukuk ritel seri SR007 yang merupakan nilai emisi terbesar sepanjang sejarah, diperkirakan akan berefek pada nilai emisi Obligasi Negara Ritel seri ORI012. Penetapan kupon ORI012 pun diprediksi tidak lebih tinggi dibanding SR007.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengalokasikan jatah penerbitan surat utang ritel tahun 2015 sebesar 8,9% dari target bruto penerbitan Surat Utang Negara (SUN). Jatah tersebut setara dengan Rp 40,21 triliun. Sedangkan tahun ini pemerintah hanya mengagendakan dua penerbitan surat utang ritel yakni sukuk ritel SR007 dan ORI012 yang secara historis terbit setiap bulan Oktober nanti.

Dikurangi nilai emisi pada penerbitan SR007 yang sebesar Rp 21,96 triliun kemarin, jatah emisi ORI012 hanya sebesar Rp 18,25 triliun. Nilai ini turun 13,95% dari realisasi penerbitan ORI sebelumnya seri ORI011 yang sebesar Rp 21,21 triliun.


Fixed Income Analyst BNI Securities I Made Adi Saputra memprediksi, pemerintah akan tetap mengacu pada porsi 8,9% tadi. “Ini akan sama dengan tahun 2014 kemarin. Jatah ORI011 memang Rp 21,21 triliun, tapi SR006 cuma Rp 19,32 triliun. Tahun ini akan dibalik, lebih besar di sukuk ritel,” prediksi Made.

Ia menambahkan, kalau pun permintaan investor pada ORI012 nanti cukup besar, pemerintah hanya menjatahkan nilai emisinya maksimum sebesar Rp 20 triliun. Pasalnya pemerintah telah berhitung bahwa instrumen surat utang ritel merupakan instrumen yang mahal bagi pemerintah dibanding SUN yang dilelang setiap minggu.

Sementara Analis Obligasi Sucorinvest Centra Gani Ariawan mengatakan masih ada kemungkinan nilai emisi ORI012 dapat lebih tinggi 1% hingga 2% dari sisa Rp 18,65 triliun tadi. Menurutnya pemerintah masih cukup getol mengkampanyekan keterlibatan investor ritel dalam pembiayaan negara. “Sehingga kalau permintaan investor bagus di ORI012, pemerintah bisa upsize. Karena patokan porsi tersebut sifatnya juga fleksibel,” ujar Ariawan.

Kupon Bisa dibawah SR007

Made memprediksi penetapan kupon ORI012 nanti bisa di bawah SR007 yang sebesar 8,25%. Pasalnya penerbitan ORI012 pada kuartal IV nanti merupakan masa minimnya pasokan SUN baru pada lelang yang diadakan pemerintah tiap pekan. “Ada kecenderungan pemerintah mengurangi pasokan lelang pada kuartal IV sehingga yield SUN di pasar sekunder cenderung terkoreksi,” ujar Made.

Dengan terkoreksinya yield SUN tersebut merupakan momentum bagi pemerintah menerbitkan surat utang ritel dengan tingkat kupon rendah mengikuti tren yield rendah di pasar sekunder. Ia memprediksi kupon ORI012 nanti bisa di rentang 7% hingga 8,25%.

“Dengan catatan tren yield memang rendah, rupiah stabil dan kenaikan Fed fund rate tidak terlalu mempengaruhi pasar SUN domestik,” tambah Made. Ia bahkan memprediksi jika tren yield memang rendah dan Bank Sentral Amerika tidak jadi menaikkan Fed fund rate pada tahun ini, tingkat kupon ORI012 maksimum hanya sebesar 8%.

Sementara Ariawan mengatakan tingkat kupon ORI012 dipengaruhi oleh struktur penerbitan ORI012. “Seperti masa tenor apakah masih sama 3 tahun, masa holding period dan kondisi pasar saat diterbitkan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa