Emiten andalkan dana pasar modal dan perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendanaan dari pasar modal jadi primadona sepanjang tahun lalu. Adapun, pada tahun ini, sejumlah emiten telah mempersiapkan rencana untuk mencari dana di pasar modal.

Baru-baru ini, PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO), PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI), PT Capital Finance Indonesia Tbk (CASA) telah mengumumkan harga penetapan rights issue. Dana yang diperoleh dari penerbitan rights issue tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis dan akuisisi.

Sejumlah emiten juga telah menyiapkan rencana untuk menerbitkan obligasi. PT Waskita Karya Tbk (WSKT), misalnya, akan menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun pada 2018. "Dananya akan digunakan untuk investasi dan modal kerja untuk pembangunan jalan tol," ujar Direktur Keuangan WSKT Tunggul Rajagukguk kepada KONTAN, Senin (8/1).


PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga berniat menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar di tahun ini. Obligasi tersebut merupakan kelanjutan dari surat utang yang telah diterbitkan TPIA jelang akhir 2017 lalu.

Namun, emiten seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) justru memilih pinjaman bank untuk membiayai kebutuhan dana belanja modal alias capital expenditure (capex).

Tak heran kedua emiten ini memilih kredit perbankan untuk mendanai kebutuhannya di tahun ini. Analis Phintraco Sekuritas Setiawan Effendi melihat, turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ikut menjadikan suku bunga pinjaman bank menjadi semakin kompetitif.

Meski begitu, pendanaan dari pasar modal juga masih cukup menarik, lantaran keadaan perekonomian Indonesia yang masih terus berkembang sesuai rencana.

"Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kalah dengan negara-negara ASEAN lainnya, perekonomian kita masih on track. Dana asing juga diperkirakan akan lebih banyak masuk ke sektor riil sehingga bisa memberikan dorongan bagi kinerja emiten di tahun ini," papar Setiawan.

Perhelatan Pilkada serentak tahun ini serta persiapan Pemilu Presiden 2019 nanti dipandang Setiawan memang bisa memberikan dampak terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, nampaknya perhelatan politik tersebut tak akan memberikan dampak yang terlalu banyak.

"Investor saat ini nampaknya sudah lebih pintar dibanding lima tahun lalu. Mereka sudah sadar bahwa perhelatan politik tak akan memberikan pengaruh banyak bagi perekonomian Indonesia," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini