Emiten Bahan Bangunan Siap Tampung Rezeki dari Proyek Pengembang Properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten bahan bangunan atau home improvement siap menampung rezeki dari proyek baru maupun segmen pendapatan berulang (recurring income) pengembang properti. Meski strategi bisnis yang diusung para pengembang akan membawa dampak beragam bagi emiten bahan bangunan.

Bagi PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO), tak menjadi soal jika para pengembang properti menggenjot ekspansi proyek baru maupun fokus menggarap segmen recurring income. Toh, emiten supermarket bahan bangunan ini tetap bisa menadah berkah dari kedua strategi bisnis tersebut.

"Pertumbuhan ekonomi dan sektor properti akan berdampak positif terhadap industri perlengkapan bahan bangunan dari segi fokus recurring income maupun proyek-proyek properti baru," kata Sekretaris Perusahaan DEPO Erwan Irawan kepada Kontan.co.id, Senin (11/9).


Baca Juga: Indocement (INTP) Gandeng Krakatau Posco untuk Penuhi Bahan Baku Semen Hijau

Sekalipun lebih fokus menggarap segmen recurring income seperti mall dan hotel, perusahaan properti akan tetap membutuhkan bahan bangunan untuk melakukan perbaikan atau pemeliharaan. Hal ini justru positif bagi DEPO yang mayoritas target pasarnya saat ini masih berada pada segmen kebutuhan pemeliharaan dan renovasi.

DEPO pun sudah mengadakan kerja sama dengan sejumlah emiten properti dalam pengadaan bahan bangunan untuk perbaikan atau pemeliharaan pusat perbelanjaan. Sebagai catatan, kontribusi pendapatan terbesar DEPO masih didominasi dari end user untuk renovasi, ketimbang dari proyek properti baru. 

Berbeda dengan emiten yang bergerak di bisnis distributor peralatan kamar mandi, PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO). Direktur SPTO Irene Hamidjaja mengungkapkan jika pengembang properti lebih fokus menggarap segmen recurring income, maka dampaknya tidak akan signifikan bagi Surya Pertiwi.

Sebab, pertumbuhan bisnis SPTO akan lebih terangkat dengan maraknya proyek-proyek properti baru. Adapun, porsi penjualan SPTO ke segmen proyek mencapai 20%-25% terhadap total pendapatan. 

Irene masih optimistis kinerja bisnis SPTO tahun ini akan bisa tercapai sesuai ekspektasi. "Kami fokus ke promosi dan pemarasan di sektor ritel, serta pemasaran branding di sosial media yang lebih aktif," kata Irene.

Sementara itu, emiten cat PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengaku tidak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi di sektor properti. "Tidak berpengaruh secara signifikan dari adanya pembangunan properti baru, mengingat kontribusi sektor properti AVIA yang masih  kecil,"  ungkap Head of Investor Relations AVIA Andreas Hadikrisno.

Kontribusi dari segmen proyek hanya berkisar 1,5% - 2% terhadap pendapatan AVIA. Sedangkan sisanya didominasi oleh penjualan ritel. Meski begitu, Andreas mengamini bahwa sektor properti menawarkan peluang yang besar bagi pertumbuhan kinerja bisnis AVIA.

Baca Juga: Melalui Metland Puri, Metropolitan Land (MTLA) Luncurkan Ruko Veranda

Apalagi, dengan dukungan pusat distribusi AVIA yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Andreas bilang, AVIA telah mulai melakukan pendekatan secara bertahap terhadap segmen proyek properti, yakni dengan memperkuat divisi proyek serta mengambangkan berbagai produk baru dengan spesifikasi tertentu.

Namun, AVIA tetap akan sangat selektif dalam memilih proyek dengan mempertimbangkan perolehan margins perusahaan. Sebagai strategi di tahun ini, AVIA akan melanjutkan ekspansi pusat distribusi serta pengembangan inovasi produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

"Di samping itu, strategi pemasaran baik pada sisi proyek maupun retail juga tetap dijalankan dengan melakukan berbagai penyesuaian terhadap kondisi pasar," tandas Andreas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi