Emiten baru mendominasi top gainers kuartal III, simak rekomendasi selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal ketiga 2018 telah berakhir dan pekan depan pasar modal memasuki babak akhir perdagangan kuartal IV-2018. Emiten-emiten yang baru saja melakukan initial public offering (IPO) mendominasi 10 papan atas saham dengan kenaikan tertinggi pada periode Juli-September.

Emiten-emiten baru ini antara lain saham PT Trancoal Pacific Tbk (TCPI), PT Andira Agro Tbk (ANDI), PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE), PT MD Pictures Tbk (FILM), PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), PT Arkadia Digital Media Tbk (DIGI), PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND), dan PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL).

Adapun urutan 10 besar antara lain TCPI naik 2218,84%, ANDI naik 715,00%, PANI naik 432,41%, RISE naik 295,71%, FILM naik 269,43%, ABBA naik 264,00%, DIGI naik 258,82%, LAND naik 224,36%, POLL naik 131,71% dan terakhir SHID naik 111,54%.


Mino, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan, kenaikan harga saham karena faktor baru IPO. Info terkait emiten yang baru IPO belum banyak yang dapat mempengaruhi pergerakan saham secara wajar. "Belum mempengaruhi pergerakan saham secara alamiah. Secara umum, saham-saham yang baru IPO itu pergerakannya masih dijaga oleh penjamin emisinya," kata Mino pekan lalu.

Dua saham lain yang mengisi posisi sepuluh besar dengan kenaikan saham tertinggi pada kuartal III-2018 adalah saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) dan PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID)."Untuk ABBA kenaikannya karena faktor salah satu komisarisnya menjadi ketua tim sukses salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Sedangkan SHID, karena ada perbaikan kinerja," imbuh Mino.

Mino bilang, secara garis besar saham-saham di atas sudah pada tahap distribusi atau cenderung turun. Meskipun begitu, saham ANDI, RISE, LAND dan SHID diperkirakan masih bisa menunjukkan tren positif di kuartal IV. "Avoid atau hindari, beberapa saham pergerakan harganya menurut saya kurang bagus," kata Mino.

Hariyadi Sukamdani, Direktur Utama SHID kepada Kontan.co.id mengatakan tahun ini sudah ada lima pengelola hotel di Indonesia yang meminta Sahid untuk mengelola. Selain itu, Sahid juga tengah fokus untuk membangun hotel di Uzbekistan dan Padang tahun depan.

Sedangkan RISE memiliki empat lini usaha di berbagai bisnis properti unggulan yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Antara lain lini industri (ruko dan pergudangan), residensial (perumahan), high rise building (gedung perkantoran dan apartemen) dan hospitality (hotel bintang lima, bintang tiga dan budget hotel).

Sentimen positif bagi saham ANDI adalah rencana pengembangan pabrik kelapa sawit kedua dengan kapasitas 45 ton per jam. Untuk saat ini baru memiliki satu berkapasitas 40 ton per jam untuk mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit atau CPO.

Sedangkan bisnis LAND menjalankan usaha-usaha di bidang pembangunan, bertindak sebagai pengembang, pemborongan pada umumnya (general contractor), pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, pemasangan instalasi, pemasangan jaringan pipa, pengembangan wilayah pemukiman, pembangunan sarana prasarana perumahan, apartemen, dan perhotelan, jasa perdagangan properti dan agen properti.

Rekomendasi sell on strength TCPI dengan target harga Rp 3.270, buy on weakness untuk saham ANDI dengan target harga Rp 1.780, RISE buy dengan target harga Rp 685, sell on strength DIGI dengan target harga Rp 1.300, buy on weakness untuk saham LAND dengan target harga Rp 1.350, hold saham SHID di target harga Rp 4.420 dan sell untuk saham FILM, ABBA, POLL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati