KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lantaran tak ingin tarif listrik melonjak, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merumuskan harga batas atas dan batas bawah batubara domestic market obligation (DMO) khusus keperluan listrik. Walau belum ditetapkan secara resmi, Tim Perumus harga batubara menetapkan harga batubara DMO untuk keperluan listrik berada di kisaran harga US$ 65-US$ 70 per ton. Jumlah ini lebih rendah dibanding usulan dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) sebesar US$ 85 per ton, namun lebih tinggi dari usulan PLN sebesar US$ 60 per ton. Yang jelas, harga batubara DMO ini lebih rendah dibanding harga batubara di pasar global yang kini mencapai US$ 100 per ton. Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan mengatakan, penetapan harga batubara ini bisa berdampak negatif ke emiten batubara yang menyuplai ke PLN seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA). "Margin laba mereka jadi turun karena saat ini harga batubara di pasar spot sedang bagus," ujarnya kepada KONTAN, Senin (26/2).
Emiten batubara bisa berharap dari pendapatan ekspor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lantaran tak ingin tarif listrik melonjak, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merumuskan harga batas atas dan batas bawah batubara domestic market obligation (DMO) khusus keperluan listrik. Walau belum ditetapkan secara resmi, Tim Perumus harga batubara menetapkan harga batubara DMO untuk keperluan listrik berada di kisaran harga US$ 65-US$ 70 per ton. Jumlah ini lebih rendah dibanding usulan dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) sebesar US$ 85 per ton, namun lebih tinggi dari usulan PLN sebesar US$ 60 per ton. Yang jelas, harga batubara DMO ini lebih rendah dibanding harga batubara di pasar global yang kini mencapai US$ 100 per ton. Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan mengatakan, penetapan harga batubara ini bisa berdampak negatif ke emiten batubara yang menyuplai ke PLN seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA). "Margin laba mereka jadi turun karena saat ini harga batubara di pasar spot sedang bagus," ujarnya kepada KONTAN, Senin (26/2).