JAKARTA. Harga batubara tahun ini memang sudah naik cukup tinggi. Harga batubara saat ini ada di atas US$ 80 per ton, dua kali lipat dibanding harga di periode yang sama tahun lalu. Tapi, emiten batubara tak lantas agresif menggenjot produksi. Beberapa emiten masih berhati-hati dan memasang target konservatif. Salah satunya adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Azis Armand, Direktur INDY, mengatakan, INDY hanya menargetkan produksi dan penjualan dari anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung, bisa stabil seperti tahun lalu, di level 32,1 juta ton. "Kami melihat harga industri sudah menunjukkan perbaikan," ujar Azis kepada KONTAN, Senin (10/4). Sekadar informasi, sepanjang tahun lalu, produksi batubara dari Kideco turun dari sebesar 39 juta ton pada 2015 menjadi hanya 32,1 juta ton pada akhir 2016 lalu. Sedangkan harga jual rata-rata atauĀ average selling priceĀ (ASP) yang direalisasikan Kideco turun sekitar 10,5% dari US$ 42,9 per ton pada 2015 menjadi US$ 38,4 per ton pada 2016.
Emiten batubara tak agresif produksi
JAKARTA. Harga batubara tahun ini memang sudah naik cukup tinggi. Harga batubara saat ini ada di atas US$ 80 per ton, dua kali lipat dibanding harga di periode yang sama tahun lalu. Tapi, emiten batubara tak lantas agresif menggenjot produksi. Beberapa emiten masih berhati-hati dan memasang target konservatif. Salah satunya adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Azis Armand, Direktur INDY, mengatakan, INDY hanya menargetkan produksi dan penjualan dari anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung, bisa stabil seperti tahun lalu, di level 32,1 juta ton. "Kami melihat harga industri sudah menunjukkan perbaikan," ujar Azis kepada KONTAN, Senin (10/4). Sekadar informasi, sepanjang tahun lalu, produksi batubara dari Kideco turun dari sebesar 39 juta ton pada 2015 menjadi hanya 32,1 juta ton pada akhir 2016 lalu. Sedangkan harga jual rata-rata atauĀ average selling priceĀ (ASP) yang direalisasikan Kideco turun sekitar 10,5% dari US$ 42,9 per ton pada 2015 menjadi US$ 38,4 per ton pada 2016.